Tidak diketahui apakah perjuangan untuk memenuhi permintaan kremasi yang meningkat juga disebabkan oleh meningkatnya kematian terkait Covid-19. Seorang staf di Rumah Duka Huairou, mengatakan, jenazah disimpan selama tiga hari sebelum akhirnya dapat dikremasi.
"Anda bisa membawa jenazah ke sini sendiri, tapi baru-baru ini sibuk," kata staf itu.
Otoritas kesehatan Cina terakhir melaporkan kematian akibat Covid-19 pada 3 Desember. Sementara, Beijing terakhir kali melaporkan kematian pada 23 November. Namun outlet berita Cina Caixin pada Jumat (16/12) melaporkan, dua jurnalis media veteran negara telah meninggal setelah tertular Covid-19 di Beijing. Ini merupakan salah satu kematian pertama yang diketahui sejak Cina membongkar sebagian besar kebijakan Zero-COVID.
Pada Sabtu (17/12), Caixin melaporkan seorang mahasiswa kedokteran berusia 23 tahun di Sichuan meninggal karena Covid-19 pada 14 Desember. Namun, Komisi Kesehatan Nasional pada Sabtu (17/12) melaporkan tidak ada perubahan pada angka kematian resmi Covid-19 yaitu sebesar 5.235 sejak pandemi pertama muncul di Provinsi Wuhan pada akhir 2019.
Sejak pencabutan pembatasan awal bulan ini, Cina mengatakan kepada penduduknya untuk tinggal di rumah jika mereka memiliki gejala ringan. "Seandainya kebijakan penahanan ketat dicabut lebih awal, katakanlah pada 3 Januari tahun ini, 250.000 orang di Cina akan meninggal," kata ahli epidemiologi terkemuka Cina, Wu Zunyou pada Sabtu.
Wu mengatakan, pada 5 Desember, proporsi pasien Covid-19 yang sakit parah atau kritis telah turun menjadi 0,18 persen dari kasus yang dilaporkan dari tahun lalu yang mencapai 3,32 persen. Jumlah itu juga lebih rendah dari 2020 dengan 16,47 persen.
"Ini menunjukkan tingkat kematian Cina akibat penyakit ini secara bertahap turun," ujar Wu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.