REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro dikabarkan berada di Florida, Amerika Serikat, di saat ribuan pendukungnya ditangkap setelah melakukan penyerbuan ke tiga gedung pemerintahan di ibu kota Brasil, Brasilia.
Istri Bolsonaro Michelle menyatakan, suaminya berada di Florida untuk menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di kota Orlando. Bolsonaro menjalani perawatan karena sakit usus yang dideritanya pasca insiden penusukan saat kampanye pemilu 2018.
Dokter yang menangani Bolsonaro mengatakan, dia mengalami penyumbatan usus yang tidak serius. Kemungkinan besar mantan presiden Brasil itu tidak memerlukan tindakan pembedahan.
Bolsonaro menghadapi beberapa penyelidikan di hadapan Mahkamah Agung Brasil. Dia dapat bepergian dengan visa yang dikeluarkan untuk kepala negara, diplomat, dan pejabat pemerintah lainnya.
Keberadaan Bolsonaro di Florida ini menuai kecaman dari anggota parlemen Demokrat di Kongres AS Joaquin Castro. Kepada //CNN//, Castro mengatakan bahwa AS tidak boleh memberikan perlindungan kepada sosok otoriter yang telah menginspirasi terorisme domestik. Menurutnya, Washington harus mengirim Bolsonaro kembali ke Brasil.
Sementara itu pemerintah AS menolak mengomentari visa Bolsonaro. Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, seseorang yang masuk dengan visa pejabat asing harus meninggalkan negara itu dalam waktu 30 hari atau mengajukan perubahan status imigrasi jika mereka tidak lagi terlibat dalam bisnis resmi.
Sedangkan di Brasil, sekitar seribu pendukungnya ditangkap di Brasilia setelah menyerbu ibu kota pada akhir pekan. Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berjanji akan membawa mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan ke pengadilan. Massa mengamuk di Kongres, Mahkamah Agung, dan kantor kepresidenan, menghancurkan jendela, furnitur, dan karya seni.
Tentara Brazil yang didukung oleh polisi membongkar sebuah kamp di seberang markas tentara tempat para pendukung Bolsonaro melakukan protes sejak kalah dalam pemilihan. Polisi anti huru hara pun menahan sekitar 1.000 orang untuk diinterogasi.
Pasukan keamanan memulihkan ketertiban di ibu kota Brasil pada Senin. Ribuan pendukung Bolsonaro berbaris dari perkemahan itu pada Ahad (8/1/2023), sebelum menyerbu istana presiden, Mahkamah Agung, dan Kongres dalam serangan terburuk terhadap lembaga-lembaga negara sejak Brasil kembali ke demokrasi pada 1980-an.
Presiden Lula yang kembali bekerja di istana Planalto bertemu dengan menteri pertahanan dan komandan angkatan bersenjatanya. Mereka membahas kekerasan yang mengingatkan pada penyerangan ke gedung Kongres AS, Capitol, dua tahun lalu oleh para pendukung mantan Presiden Donald Trump.