Senin 06 Feb 2023 19:20 WIB

Rusia dan Ukraina Siap Bantu Turki Atasi Dampak Gempa

Rusia dan Ukraina menyatakan siap membantu Turki menangani dampak gempa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Petugas mencari korban di lokasi bangunan yang runtuh setelah gempa  bumi dahsyat di Diyarbakir, tenggara Turki, Senin (6/2/2023).  Menurut US Geological Service, gempa berkekuatan awal 7,8 melanda Turki selatan dekat perbatasan Suriah .
Foto: EPA-EFE/DENIZ TEKIN
Petugas mencari korban di lokasi bangunan yang runtuh setelah gempa bumi dahsyat di Diyarbakir, tenggara Turki, Senin (6/2/2023). Menurut US Geological Service, gempa berkekuatan awal 7,8 melanda Turki selatan dekat perbatasan Suriah .

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia dan Ukraina menyatakan siap membantu Turki menangani dampak gempa dahsyat yang melanda negara tersebut pada Senin (6/2/2023) pagi.

Rusia mengatakan, mereka memiliki tim yang terdiri dari 100 personel pencarian dan penyelamatan yang siap dikirim ke Turki. Moskow pun siap mengerahkan dua pesawat Il-76 untuk proses distribusi bantuan.

Baca Juga

“Rusia selalu siap membantu negara sahabat yang warganya berada dalam situasi sulit. (Regu) penyelamat kami memiliki semua pengetahuan dan peralatan yang diperlukan,” kata Menteri Situasi Darurat Rusia Alexander Kurenkov dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu Agency.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, negaranya pun siap memberikan bantuan yang dibutuhkan Turki. “Kami mendukung rakyat Turki di masa sulit ini. Kami siap memberikan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi konsekuensi bencana,” ucap Zelensky.

Zelensky berharap Turki dan segenap warganya mampu tegar mengatasi bencana gempa tersebut. “Belasungkawa kami kepada keluarga mereka yang kehilangan nyawa dan berharap pemulihan yang cepat bagi yang terluka,” ujarnya.

Sementara itu Uni Eropa telah mengirim regu penyelamat untuk membantu Turki mengevakuasi dan mencari korban gempa. Perhimpunan Benua Biru pun akan mengirim bantuan yang diperlukan Turki.

“Pusat Koordinasi Tanggap Darurat Uni Eropa mengoordinasikan pengerahan tim penyelamat dari Eropa. Tim dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan (ke Turki),” kata Komisioner Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic lewat akun Twitter pribadinya, Senin (6/2/2023).

Dia mengungkapkan, merespons gempa yang terjadi di Turki, Uni Eropa sudah mengaktifkan European Union Civil Protection Mechanism. Sejumlah negara anggota Uni Eropa, seperti Prancis, Jerman, Belgia, Polandia, dan Spanyol telah menyatakan siap mengerahkan tim dan bantuan untuk Turki.

Amerika Serikat (AS) pun telah menyampaikan siap memberikan bantuan apa pun yang dibutuhkan Turki. “AS sangat prihatin dengan laporan gempa bumi yang destruktif hari ini di Turki dan Suriah. Kami siap memberikan setiap dan semua bantuan yang dibutuhkan,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan.

Dia mengungkapkan, Presiden AS Joe Biden telah mengarahkan USAID dan mitra pemerintah federal lainnya untuk menilai opsi tanggapan AS untuk membantu mereka yang paling terdampak gempa. “Kami akan terus memantau situasi dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Turki,” ujar Sullivan.

Pada Senin sekitar pukul 04:17 pagi, gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang Turki. Menurut otorita penanggulangan bencana Turki, AFAD, pusat gempa berada di Distrik Pazarcik di Provinsi Kahramanmaras. Gempa terjadi pada kedalaman tujuh kilometer. Beberapa menit kemudian terjadi gempa susulan bermagnitudo 6,4 dan 6,5 yang berpusat di Nurdagi, Provinsi Gaziantep.

Selain di Gaziantep, gempa susulan turut terasa di beberapa wilayah lainnya di Turki, antara lain Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, Adiyama, Malatya, Osmaniye, Hatay, dan Kilis. Sejauh ini Turki telah mencatatkan lebih dari 900 korban jiwa akibat gempa. Suriah yang turut terdampak guncangan turut melaporkan lebih dari 300 korban meninggal.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement