REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Selasa (14/2/2023), akan menembak jatuh objek militer yang dicurigai mendekati pantainya dari daratan Cina. Kewaspadaan ini muncul di tengah spekulasi atas dugaan balon mata-mata Cina.
Asisten Wakil Kepala Staf Umum untuk Intelijen Mayor Jenderal Huang Wen-chi mengatakan, pulau itu berjaga-jaga dari serangan apa pun. Namun, militer belum menemukan siapa pun yang menembus pertahanannya.
Huang menyatakan, balon terbang sejauh ini yang ditemukan di sekitar Taiwan digunakan untuk eksplorasi meteorologi. Mereka relatif kecil dan ringan, serta akan meledak setelah naik ke ketinggian yang bisa mengancam. Taiwan belum menemukan target yang membutuhkan respons mematikan.
"Kami belum pernah melihat balon mata-mata canggih yang dikirim oleh Partai Komunis Cina di perairan dekat Taiwan,” kata Huang.
Pernyataan Huang mengacu pada balon yang ditembak jatuh Amerika Serikat (AS) awal bulan ini. Balon tersebut sebelumnya telah melakukan perjalanan berhari-hari dari atas Alaska ke Carolina Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin menyebut, penjatuhan balon Cina oleh AS sebagai reaksi berlebihan yang jelas. Beijing mengatakan itu adalah pesawat tak berawak yang dibuat untuk penelitian meteorologi.
Gedung Putih pun melakukan pelumpuhan terhadap beberapa benda asing dalam beberapa hari. AS membela penembakan tiga objek tak dikenal itu sebagai tindakan kewaspadaan.
Padahal Washington mengakui, para pejabat tidak memiliki indikasi bahwa objek tersebut dimaksudkan untuk pengawasan dengan cara yang sama seperti balon Cina yang dilumpuhkan bulan lalu.