REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, sejauh ini Rusia tidak melihat sinyal tentang keinginan menggelar pembicaraan damai dari Ukraina. Oleh sebab itu, Moskow tetap melanjutkan operasi militer khususnya di negara tetangganya tersebut.
“Sejauh ini, sejujurnya, mungkin tidak ada yang bisa menyatakan sinyal apa pun dari pihak Ukraina. Sementara kami melanjutkan dari ketidakmungkinan de jure bagi pihak Ukraina untuk bernegosiasi,” kata Peskov kepada awak media di Moskow, Selasa (28/2/2023).
Peskov menambahkan, “realitas baru” harus diperhitungkan dan tujuan operasi militer khusus negaranya di Ukraina, yakni melakukan demiliterisasi dan denazifikasi tercapai. “Tentu saja, dengan keadaan yang menguntungkan dan dengan sikap yang tepat dari rezim Ukraina, ini dapat diselesaikan di meja perundingan. Tapi dalam hal ini, yang utama adalah mencapai tujuan kami, ini adalah prioritas mutlak kami,” ucapnya.
Dia pun mengomentari tentang perjalanan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Asia Tengah. Peskov menegaskan, Rusia memiliki hubungan bilateral tersendiri dengan negara-negara di kawasan tersebut. “Kami memiliki interaksi kami sendiri. Kami dipersatukan oleh proses integrasi Uni Ekonomi Eurasia, yang kami fokuskan, apa yang kami minati dan apa yang kami anggap sebagai prioritas kebijakan luar negeri utama kami," katanya.
Pada 24 Februari lalu, konflik Rusia-Ukraina telah menginjak tahun pertama. Dalam peringatannya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji rakyatnya karena mampu bertahan menghadapi agresi Rusia. Kami bertahan. Kami tidak kalah. Kami akan melakukan segalanya untuk meraih kemenangan tahun ini,” kata Zelensky dalam pernyataan yang dirilis Jumat (24/2/20203), tepat peringatan satu tahun perang Rusia-Ukraina.
Zelensky mengungkapkan, pada bulan-bulan awal peperangan, Ukraina telah mengubah persepsi dunia terhadapnya. “Ukraina tidak jatuh dalam tiga hari. Ia menghentikan pasukan kedua dunia,” ujarnya.
Menurutnya, Ukraina telah menginspirasi dan menyatukan dunia. “Kami tidak akan pernah beristirahat sampai para pembunuh Rusia menghadapi hukuman yang pantas,” ucap Zelensky.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengungkapkan, pasukannya sedang menyusun rencana untuk mendepak tentara Rusia dari negaranya. “Setahun yang lalu, sulit bagi kami untuk mendapatkan senjata yang serius. Hari ini, negara-negara beradab melihat bahwa Anda adalah perisai Eropa di timur. Akan ada serangan balik, kami bekerja keras untuk mempersiapkan dan mengamankannya,” kata Reznikov.