Ahad 05 Mar 2023 20:57 WIB

Polisi Tangkap 3 Pembunuh Gubernur di Filipina

Polisi tangkap tiga pembunuh gubernur di Filipina dan seorang pelaku tewas

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Personel polisi Filipina berdiri dalam formasi. Aparat kepolisian di Filipina telah membunuh satu tersangka dan menangkap tiga lainnya dalam kasus penembakan yang menewaskan seorang gubernur di salah satu provinsi Filipina tengah.
Foto: AP/Gerard Carreon
Personel polisi Filipina berdiri dalam formasi. Aparat kepolisian di Filipina telah membunuh satu tersangka dan menangkap tiga lainnya dalam kasus penembakan yang menewaskan seorang gubernur di salah satu provinsi Filipina tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Aparat kepolisian di Filipina telah membunuh satu tersangka dan menangkap tiga lainnya dalam kasus penembakan yang menewaskan seorang gubernur di salah satu provinsi Filipina tengah. Dalam insiden itu selain menewaskan seorang gubernur, delapan warga lainnya juga menjadi korban, termasuk penduduk desa miskin yang sedang bertemu dengan pemimpin politik itu, kata pejabat keamanan setempat, Ahad (5/3/2023).

Pembunuhan Gubernur wilayah Negros Oriental, Roel Degamo terjadi di rumahnya pada Sabtu (4/3/2023), oleh setidaknya enam pria bersenjatakan senapan serbu. Pelaku penyerangan juga mengenakan seragam kamuflase seperti militer dan rompi tahan peluru.

Serangan ini adalah yang paling mematikan dalam serangkaian serangan terhadap politisi dalam beberapa pekan terakhir di Filipina. Presiden Filipina, Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr. mengutuk pembunuhan Degamo, yang juga salah satu pendukungnya dalam pemilihan presiden tahun lalu.

"Pemerintah tidak akan berhenti sampai kami membawa para pelaku kejahatan pengecut dan keji ini ke pengadilan," kata Bongbong Marcos.

Degamo sedang bertemu warga penduduk desa miskin yang mencari bantuan medis dan lainnya ketika orang-orang bersenjata berjalan dan masuk dengan tenang ke kompleks perumahannya di kota Pamplona. Para pelaku lantas langsung melepaskan tembakan ke arah Degamo.

"Setelah aksi penembakan tersebut, para pelaku melarikan diri dengan tiga mobil SUV, yang kemudian ditinggalkan di kota terdekat dan sekitar 10 orang terlihat melarikan diri," menurut laporan polisi setempat.

Selain sang gubernur, sedikitnya 17 orang lainnya dalam pertemuan itu, termasuk seorang dokter dan dua tentara, terluka, kata polisi. Polisi dengan cepat mendirikan pos pemeriksaan di setiap akses jalan wilayah itu, hingga akhirnya pada Sabtu malam berhasil menangkap tiga tersangka pelaku.

Dari semua pelaku yang berhasil dikejar dan ditangkap, diantaranya termasuk dua mantan tentara, dan aparat berhasil membunuh satu orang dalam bentrokan saat mereka mengejar para pelaku bersenjata itu. Sejumlah senapan dan pistol disita dari para tersangka, kata polisi, tanpa merinci atau mengungkapkan apakah mereka telah menentukan motif serangan itu.

Degamo, seorang politikus lama, awalnya kalah dalam pemilihan gubernur wilayah Negros Oriental dalam pemilihan tahun lalu, tetapi kemudian ia dilantik sebagai gubernur setelah mengajukan petisi pengadilan. Dia mengatakan beberapa tahun yang lalu tanpa merinci bahwa dia telah menerima ancaman pembunuhan di provinsi itu, yang memiliki sejarah konflik politik berdarah dan kekerasan terkait pemberontakan komunis.

Pembunuhan Degamo menggarisbawahi bahwa bahkan politisi lokal pun tidak kebal dari kekerasan senjata tingkat tinggi yang terus terjadi di Filipina. Meskipun pemerintah Filipina berjanji untuk terus memerangi kelompok-kelompok bersenjata ini.

Bulan lalu, Gubernur Mamintal Alonto Adiong Jr. dari wilayab selatan di provinsi Lanao del Sur terluka dan empat pengawalnya tewas dalam serangan terhadap konvoi mereka. Polisi mengatakan mereka membunuh salah satu tersangka dalam bentrokan penyerangan yang terjadi, dan telah mengidentifikasi pelaku lain yang akan segera didakwa atas serangan berdarah itu.

Dalam serangan terpisah baru-baru ini, pria tak dikenal yang dilaporkan mengenakan seragam polisi menembaki mobil van yang membawa Wakil Walikota kota Aparri utara, Rommel Alameda. Serangan itu membunuh sang wakil walikota dan lima rekannya di provinsi Nueva Vizcaya utara. Sampai saat ini, para tersangka masih buron.

Kejahatan dan serangan bersenjata di Filipina selalu dikaitkan dengan kelompok militan selatan dan kelompok komunis selama beberapa dekade terakhir. Masalah keamanan lainnya yang juga muncul adalah beberapa kelompok yang tidak suka atas kepemimpina. Filipina yang diwariskan oleh Presiden Marcos Jr. yang mulai menjabat pada Juni tahun lalu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement