Senin 13 Mar 2023 19:17 WIB

Inisiatif Gandum Laut Hitam Kembali dalam Bahaya

Inisiatif gandum Laut Hitam akan berakhir pada 18 Maret 2023.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Turki optimistis Black Sea Grain Initiative atau Inisiatif Gandum Laut Hitam yang akan berakhir pada 18 Maret akan diperpanjang. Sedangkan Rusia menilai perjanjian tersebut tidak berjalan karena sanksi yang diberikan oleh Barat.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Turki optimistis Black Sea Grain Initiative atau Inisiatif Gandum Laut Hitam yang akan berakhir pada 18 Maret akan diperpanjang. Sedangkan Rusia menilai perjanjian tersebut tidak berjalan karena sanksi yang diberikan oleh Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki optimistis Black Sea Grain Initiative atau Inisiatif Gandum Laut Hitam yang akan berakhir pada 18 Maret akan diperpanjang. Sedangkan Rusia menilai perjanjian tersebut tidak berjalan karena sanksi yang diberikan oleh Barat.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menyatakan pada Ahad (12/3/2023), kesepakatan yang memungkinkan biji-bijian Ukraina diekspor melalui Laut Hitam akan diperpanjang untuk kedua kalinya. Kesepakatan itu diperpanjang selama 120 hari pada November dan akan diperbarui pada 18 Maret jika tidak ada pihak yang keberatan.

Baca Juga

“Dalam pembicaraan terpisah dengan pihak Rusia dan Ukraina, kami melihat bahwa kedua belah pihak mendekati ini secara positif. Kami yakin ini akan berakhir secara positif,” kata Akar.

Turki telah mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya sedang bekerja keras untuk memperpanjang kesepakatan. "Kami berpendapat durasinya akan diperpanjang pada 18 Maret," ujar Akar.

Tapi,  Moskow telah mengisyaratkan hanya akan menyetujui perpanjangan jika pembatasan yang mempengaruhi ekspornya sendiri dicabut. Ekspor pertanian Rusia belum secara eksplisit ditargetkan oleh Barat, tetapi sanksi atas pembayaran, logistik, dan industri asuransi merupakan penghalang untuk dapat mengekspor biji-bijian dan pupuknya Rusia.

“Kami harus menyatakan bahwa sejauh ini, hanya bagian Ukraina yang telah diterapkan secara efektif. Ekspor pertanian Rusia terus diblokir oleh sanksi sepihak Barat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam tanggapan tertulis atas pertanyaan tentang negosiasi kesepakatan biji-bijian.

Zakharova mengatakan, pendekatan Moskow berasal dari perlunya pemenuhan perjanjian yang mulai berlaku setelah pembicaraan antara Ankara, Moskow, Kiev, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam kesepakatan itu, pengiriman diperlukan untuk mengatasi krisis pangan dan membantu negara-negara yang membutuhkan di Afrika, Asia dan Amerika Latin.

"Tidak ada pembicaraan yang dilakukan dalam hal ini, terutama dengan partisipasi perwakilan Rusia,” kata Zakharova dikutip dari Anadolu Agency.

Zakharova mengatakan, putaran konsultasi lain antara delegasi Rusia dan Sekretaris Jenderal  Badan PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) Rebeca Grynspan dan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Martin Griffiths akan berlangsung di Jenewa, Swiss pada 13 Maret.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement