REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menyetujui peningkatan ekspor suku cadang dan teknologi kapal selam ke Taiwan untuk meningkatkan kekuatan angkatan lautnya. Langkah ini dapat berdampak pada hubungan Inggris dengan Cina.
Nilai lisensi yang diberikan Pemerintah Inggris kepada perusahaan untuk ekspor komponen dan teknologi terkait kapal selam ke Taiwan mencapai rekor 167 juta poundsterling atau 201,29 juta dolar AS selama sembilan bulan pertama pada 2022. Data ini bisa diakses publik tetapi angka terbaru terkait Taiwan belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari kedaulatan Cina, yang dikenal sebagai kebijakan Satu-Cina. Beijing menolak campur tangan asing di Taiwan karena percaya hal itu dapat mendukung keinginan Taiwan untuk diakui sebagai negara merdeka. Cina menanggapi dengan keras ekspor suku cadang dan teknologi Inggris ke Taiwan.
"Jika ini benar, itu pelanggaran serius terhadap prinsip Satu-Cina, merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan Cina serta merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Cina sangat prihatin tentang ini dan dengan tegas menentangnya," kata pernyataan tertulis Pemerintah Cina
Cina mendesak Inggris untuk menahan diri memberikan dukungan militer kepada otoritas Taiwan. Inggris tidak mengakui Taiwan dan tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan pulau itu. Tetapi Inggris mempertahankan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Inggris. Secara de facto Inggris memiliki kedutaan besar di Taipei.
Seorang juru bicara Pemerintah Inggris mengatakan, Inggris memiliki catatan panjang pemberian lisensi untuk ekspor barang-barang yang dikendalikan ke Taiwan, berdasarkan kasus per kasus. Aplikasi tersebut konsisten dengan aturan yang mengatur ekspor senjata dan produk penggunaan ganda.
"Kami menganggap masalah Taiwan diselesaikan secara damai oleh orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan melalui dialog yang konstruktif, tanpa ancaman atau penggunaan kekuatan atau paksaan," ujar pernyataan Inggris.
Peningkatan izin yang diberikan mencerminkan permintaan yang lebih besar dari Taiwan. Dua anggota parlemen dan dua mantan pejabat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, persetujuan itu mencerminkan peningkatan keinginan Inggris untuk mendukung Taiwan.
Salah satu anggota parlemen yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, mengizinkan lisensi ekspor sama dengan memberikan "lampu hijau" untuk melengkapi Taiwan dengan persenjataan yang lebih baik.
Berdasarkan data Organisasi Kontrol Ekspor, yang bertanggung jawab atas perizinan ekspor dan berada di dalam Departemen Perdagangan Internasional Inggris menunjukkan, pemerintah mengesahkan 25 lisensi ekspor ke Taiwan selama sembilan bulan pertama 2022 di bawah kategori "komponen untuk kapal selam" dan "teknologi untuk kapal selam". Data tersebut tidak mengungkapkan perusahaan mana yang menerima otorisasi atau merinci peralatan khusus apa yang dicakupnya.
Satu jenis lisensi, yang disebut ML9, mencakup kapal perang, peralatan angkatan laut khusus, aksesori, komponen, dan kapal permukaan lainnya. Jenis lisensi lainnya yaitu ML22, mencakup teknologi yang diperlukan untuk pengembangan, produksi, operasi, instalasi, pemeliharaan, perbaikan atau barang atau perangkat lunak.
Pemerintah Inggris pada Senin (13/3/2023) mengumumkan peningkatan pembelanjaan pertahanan saat meluncurkan pembaruan untuk prioritas pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negerinya. Inggris menetapkan rencana untuk mengatasi ancaman baru dari Cina dan Rusia.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dalam kata pengantar dokumen kebijakan, secara khusus mengidentifikasi sikap Cina yang lebih agresif di Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan. Sunak mengatakan, langkah Cina ini sebagai salah satu isu yang mengancam kekacauan, dan perpecahan tatanan internasional serta otoritarianisme.
Ketegangan militer antara Beijing dan Taipei mencapai titik tertinggi dalam beberapa dekade. Taiwan sedang membangun armada kapal selam untuk membangun pertahanan angkatan laut mereka. Taiwan selama beberapa dekade tidak dapat membeli kapal selam konvensional dari negara lain karena kekhawatiran mereka akan membuat Cina marah.
Sejumlah vendor teknologi kapal selam asing, dengan persetujuan pemerintah mereka, telah membantu program kapal selam Taiwan. Menanggapi permintaan komentar tentang ekspor terkait kapal selam dari Inggris, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, program pembuatan kapal selam adalah kebijakan nasional utama, dan angkatan laut telah mempromosikan berbagai proyek dengan cara pragmatis.
“Kami berharap semua lapisan masyarakat terus memberikan dukungannya, untuk bersama-sama menjaga keamanan dan perdamaian di Selat Taiwan,” kata pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.
Taiwan dijadwalkan untuk menguji prototipe kapal selam pertama pada September, dan mengirimkan kapal selam pertama dari delapan kapal yang direncanakan pada 2025. Pemberian lisensi terkait kapal selam oleh Inggris mulai meningkat setelah Taiwan mengumumkan rencananya untuk membangun armada kapal selam pada 2017.
Inggris menyetujui ekspor komponen dan teknologi kapal selam senilai 87 juta pound ke Taiwan pada 2020. Jumlah ini naik dari 31.415 pound pada 2017 dan tidak ada ekspor komponen dan teknologi kapal selam ke Taiwan pada 2016. Nilai lisensi semacam itu yang disetujui pada 2021 turun hingga di bawah 9 juta pound.
Tinjauan Terpadu Inggris, yaitu sebuah dokumen yang menjabarkan prioritas pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negeri Inggris yang diterbitkan pada Maret 2021, menetapkan "posisinya" di Indo-Pasifik tetapi tidak menyebut Taiwan.
Kepala Komite Pertahanan parlemen Inggris dan anggota Partai Konservatif, Tobias Ellwood, mengunjungi Taiwan pada Desember 2022. Dia mengatakan kepada Reuters, pemerintah Inggris harus berhati-hati dengan detail yang diberikan kepada publik tentang peralatan yang tercakup dalam lisensi ekspor.
"Pengumuman tentang sifat spesifik dari ekspor ini berisiko mengungkap informasi sensitif tentang kemampuan pertahanan Taiwan dan beberapa kehati-hatian pemerintah Inggris dalam membahas ekspor ini adalah valid," kata Ellwood.