REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina menyalahkan Amerika Serikat atas memburuknya hubungan kedua negara pemimpin ekonomi dunia itu dalam beberapa tahun terakhir.
"Tanggung jawab atas sulitnya situasi saat ini dalam hubungan Cina-AS bukan terletak pada Cina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Selasa (11/4/2023).
Ia mendesak AS berhenti mencampuri urusan dalam negeri dan kepentingan Cina, terutama terkait dengan isu Taiwan, Xinjiang, dan Tibet.
Menurut laporan media, pemerintah AS mencoba memulai pembicaraan tingkat tinggi kembali dengan Cina termasuk dengan menjadwal ulang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing yang tertunda akibat terjadinya insiden balon mata-mata Cina.
Namun, Beijing telah membekukan kontak diplomatik dengan Washington.
"AS harus menghentikan upaya yang dapat merusak fondasi politik dalam hubungan bilateral," kata Wang menanggapi permintaan AS tersebut.
Menurut Wang, AS membutuhkan kerja sama dengan Cina guna mengembalikan hubungan bilateral ke arah yang sehat dan stabil.
Semula, Blinken dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke Beijing pada 10 Maret. Namun, tiba-tiba dia membatalkan karena sehari sebelumnya balon tanpa awak Cina kedapatan melayang di wilayah udara AS.
Beijing meminta Washington menangani balon tersebut secara patut karena piranti udara itu untuk kepentingan penelitian sipil. Namun, Washington menganggapnya balon tersebut sebagai perangkat mata-mata sehingga ditembak jatuh pada 11 Maret.