Jumat 19 May 2023 06:56 WIB

Absen 12 Tahun, Presiden Suriah Bashar al-Assad Kembali Ikuti KTT Liga Arab

KTT Liga Arab kali ini merupakan partisipasi perdana Assad sejak 12 tahun

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Suriah Bashar al-Assad tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah untuk berpartisipasi dalam KTT Liga Arab
Foto: AP
Presiden Suriah Bashar al-Assad tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah untuk berpartisipasi dalam KTT Liga Arab

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tiba di Jeddah, Arab Saudi, untuk berpartisipasi dalam KTT Liga Arab ke-32 yang diagendakan digelar Jumat (19/5/2023). Itu merupakan partisipasi perdana Assad dalam KTT sejak Suriah ditangguhkan keanggotaannya di Liga Arab pada 2011.  

“(Presiden Assad) tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah untuk berpartisipasi dalam KTT Liga Arab,” demikian laporan stasiun televisi Pemerintah Suriah pada Kamis (18/5/2023).

Baca Juga

Dalam siaran Al Arabiya TV, Assad tiba di Jeddah dengan menggunakan pesawat Syrian Air. Ketika pesawat mendarat, Assad disambut oleh beberapa pejabat Arab Saudi. Assad terakhir kali mengikuti KTT Liga Arab pada 2010 di Libya.

Negara anggota Liga Arab telah sepakat untuk merangkul kembali Suriah sebagai anggota setelah melakukan pemungutan suara di Kairo, Mesir, pada 7 Mei 2023 lalu. Keanggotaan Damaskus di organisasi tersebut diketahui telah ditangguhkan sejak Suriah menghadapi konflik sipil pada 2011.

Kendati telah diterima kembali sebagai anggota, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menjelaskan, hal itu tak berarti semua negara anggota Liga Arab bersedia menormalisasi hubungan dengan Suriah. "Pemulihan kembali (keanggotaan) Suriah tidak berarti normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan Suriah," ucapnya kepada awak media di Kairo, 7 Mei 2023 lalu.

Dia mengatakan, Liga Arab tidak bisa mencampuri urusan normalisasi hubungan dengan Damaskus. “Ini adalah keputusan berdaulat yang harus dibuat oleh masing-masing negara,” ujar Aboul Gheit.

Qatar telah menyatakan tidak akan mengubah posisinya dalam menormalisasi hubungan dengan Suriah, meskipun Damaskus sudah dirangkul lagi sebagai anggota Liga Arab. “Qatar selalu berusaha mendukung apa pun yang mencapai konsensus Arab dan tidak akan menjadi penghalang untuk itu. Namun, sikap resmi Qatar tentang normalisasi dengan rezim Suriah adalah keputusan yang terutama terkait dengan kemajuan dalam mencapai resolusi politik yang mewujudkan aspirasi saudara-saudara Suriah,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari sesaat setelah Liga Arab menerima kembali Suriah sebagai anggota.

Dia menambahkan, Qatar berharap keputusan Liga Arab akan memotivasi rezim Suriah untuk mengatasi akar krisis yang menyebabkan penangguhannya. Al-Ansari pun berharap Damaskus meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Arab dengan cara yang meningkatkan keamanan dan stabilitas kawasan.

Qatar telah menjadi pengkritik vokal rezim Bashar al-Assad sejak perang sipil di Suriah pecah pada 2011. Sejak awal konflik Suriah, Doha telah memberikan dukungan kepada kelompok oposisi bersenjata yang berusaha menggulingkan pemerintahan Assad. Qatar menyalurkan bantuan keuangan dan militer ke berbagai kelompok oposisi di Suriah.

Dalam keputusan 7 Mei 2023 lalu disebutkan bahwa Yordania, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Mesir, dan Sekjen Liga Arab akan membentuk kelompok menteri. Mereka bakal menjalin kontak dengan Pemerintah Suriah dan mencari solusi atas krisis Suriah lewat langkah-langkah timbal balik. Langkah-langkah praktis termasuk upaya berkelanjutan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan di Suriah.

Ketika konflik di Suriah pecah pada 2011, Liga Arab memutuskan, mendepak Damaskus sebagai anggota. Liga Arab mengecam Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka. Sejak saat itu, Suriah dikucilkan oleh dunia Arab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement