REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Putra Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida diberhentikan dari tugasnya sebagai sekretaris. Pemecatan ini terjadi setelah Shontaro Kishida dan rekannya tampak berpura-pura mengadakan konferensi pers di kediaman resmi perdana menteri.
Sebuah majalah mingguan pekan lalu menerbitkan foto-foto Shontaro Kishida dan rekannya, yang berpura-pura mengadakan konferensi pers di podium, tempat perdana menteri biasanya berdiri memberikan keterangan kepada wartawan.
Perdana Menteri Kishida mengatakan perilaku anaknya ini sangat tidak pantas. Kishida mengatakan kepada wartawan, Shotaro Kishida akan diberhentikan dari tugasnya sebagai sekretaris mulai Kamis (1/6/2023).
"Perilakunya di ruang publik tidak pantas sebagai seseorang yang menduduki posisi resmi sebagai pembantu politik. Saya telah memutuskan untuk menggantikannya sebagai pertanggungjawaban," kata Kishida.
Pemecatan ini terjadi pada saat yang tidak tepat bagi Kishida. Popularitas Kishida meningkat setelah menjadi tuan rumah KTT Kelompok Tujuh (G7) baru-baru ini di Hiroshima. Namun, dia juga dikritik secara luas oleh lawan politiknya.
Seorang anggota parlemen senior dari oposisi terbesar Jepang, Partai Demokratik Konstitusional Jepang, Seiji Osaka, mengatakan, pemecatan harus dilakukan lebih awal.
"Ini sudah terlambat. Saya menduga (Kishida) menunjuk seseorang yang tidak mampu (menjadi) pembantu perdana menteri untuk jabatan itu," kata Osaka.