Jumat 02 Jun 2023 14:26 WIB

Abaikan Cina, AS Tetap Jalin Perjanjian Dagang dengan Taiwan

AS mengabaikan penentangan Cina agar tak menjalin kesepakatan apapun dengan Taiwan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Amerika Serikat (AS) telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan Taiwan, Kamis (1/6/2023).
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B.TONGO
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Amerika Serikat (AS) telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan Taiwan, Kamis (1/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan Taiwan, Kamis (1/6/2023). Washington mengabaikan penentangan Cina agar tak menjalin kesepakatan atau hubungan apa pun dengan Taipei.

Proses penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Direktur Pelaksana American Institute in Taiwan Ingrid D. Larson dan Duta Besar Taiwan untuk AS Hsiao Bi-khim di kantor pusat American Institute in Taiwan di Arlington, Virginia. Acara penandatanganan disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan Taiwan John Deng dan Wakil Kantor Perwakilan Dagang AS Sarah Bianchi.

Baca Juga

Perjanjian perdagangan itu bertajuk US-Taiwan Initiative on 21st Century Trade. “Perjanjian dimaksudkan untuk memperkuat serta memperdalam hubungan ekonomi dan perdagangan,” kata Kantor Perwakilan Dagang AS dalam sebuah pernyataan.

Pada Kamis lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning telah memperingatkan bahwa Cina menentang setiap interaksi resmi dengan Taiwan, termasuk menegosiasikan atau menandatangani perjanjian apa pun yang berimplikasi kedaulatan. Oleh sebab itu, Beijing mengkritik keras upaya AS menjalin kesepakatan dagang dengan Taipei. “Langkah AS sangat melanggar prinsip satu-Cina dan tiga komunike bersama Cina-AS, serta bertentangan dengan komitmen AS sendiri untuk hanya mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan,” ujar Mao.

“AS perlu menghentikan interaksi resmi dalam bentuk apa pun dengan Taiwan, menahan diri untuk tidak bernegosiasi atau menandatangani perjanjian apa pun yang berimplikasi kedaulatan atau bersifat resmi dengan wilayah Cina di Taiwan, dan berhenti mengirimkan pesan yang salah kepada pasukan separatis yang mencari ‘kemerdekaan Taiwan’ atas nama ekonomi dan perdagangan,” kata Mao menambahkan.

Cina diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik Cina. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan karena mengakui prinsip satu-Cina. Namun dalam ketegangan di Selat Taiwan, Washington berpihak dan mendukung Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu isu yang membuat hubungan AS dan Cina dibekap ketegangan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement