Kamis 15 Jun 2023 14:13 WIB

Perusahaan Ini Rugi Setelah Produk Terkait LGBTQ+ Diboikot Konsumen

Target salah satu perusahaan AS yang menjadi korban boikot LGBTQ.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Gerai Target (ilustrasi). Target mengatakan telah menyingkirkan dan mengubah sejumlah produk bertema LGBTQ+ di toko-tokonya di seluruh negeri.
Foto:

Target menyatakan, pelanggannya memprotes display produk terkait LGBTQ di sejumlah toko. Dengan marah menghampiri para pekerja Target kemudian mengunggah video ancaman ke media sosial dari dalam toko. 

Di sisi lain, manajemen Target menolak menyebutkan produk apa saja yang telah dipindahkan dari pajangan. Produk-produk yang terkait LGBTQ telah dijual di jaringan toko tersebut sejak awal Mei. Pride Month berlangsung Juni. 

Dalam konfirmasinya, Target memindahkan produk Pride dari bagian depan ke belakang di toko-toko wilayah selatan. Ini dilakukan setelah konfrontasi dari pelanggan. Di antara produk yang diprotes adalah "tuck friendly" baju berjemur bagi transgender. 

Protes lainnya adalah pada pemajangan baju renang anak-anak dengan warga pelangi. Pengamat konservatif, Tomi Lahren menyatakan, Target tampaknya ingin melihat bisnisnya mengalami kerugian seperti yang dialami Bud Light.

Polemik Starbucks

Starbucks terlibat polemik dengan serikat pekerjanya mengenai display Pride terkait LGBTQ+. Para pekerja menuding perusahaan melakukan pelarangan display di unit-unit mereka yang berlokasi di Amerika Serikat (AS). 

Menyusul penarikan produk terkait Pride Month dari supermarket Target karena boikot dari konsumen, juga pengalaman jenama-jemana lain akibat memperoleh respons buruk mempromosikan produk yang berhubungan Pride Month, perayaan LGBTQ+.

 

Starbucks Workers United (SWU) serikat pekerja toko Starbucks AS mengatakan, para manajer di seluruh negeri mengurangi atau memindahkan display selama sebulan perayaan Pride Month oleh para LGBTQ+.

Manajer mengatakan ke karyawan soal isu keamanan saat melakukan pemajangan. ‘’Mereka mencontohkan insiden Target saat pelanggan yang marah menjatuhkan merchandise dan berkonfrontasi dengan pekerja toko,’’ ujar SWU dalam pernyataan mereka, Selasa (13/6/2023).

Tudingan ini ditampik kantor Starbucks. ‘’Tak ada perubahan kebijakan pada isu ini. Kami terus mendorong pimpinan toko untuk merayakan dengan komunitas mereka, termasuk Pride Month pada Juni ini,’’ demikian pernyataan Starbucks yang berpusat di Seatlle ini. 

Starbucks menyatakan selama beberapa dekade memberikan dukungan pada pekerjanya yang termasuk LGBTQ+. Pada Selasa melalui pernyataannya, manajemen perusahaan menyatakan dukungan itu tak berubah. 

Bahkan, manajemen memperpanjang tunjangan kesehatan kepada pasangan yang menikah sesama jenis yang berlaku sejak 1988. Menambah pula kebijakan jaminan kesehatan untuk operasi gender pada 2013. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement