Selasa 27 Jun 2023 10:40 WIB

Penyelidik PBB Ungkap Tahanan Guantanamo Menderita Selama 20 Tahun

Banyak tahanan menunjukkan adanya luka psikologis mendalam.

Salah satu sudut di penjara Guantanamo
Foto:

Rekomendasi lainnya, AS mestinya menyediakan rehabilitas khusus bagi tahanan yang selama ini menerima siksaan dan trauma. Semua tahanan mendapatkan akses telepon paling tidak sekali sebulan ke keluarga mereka, serta akses yang setara ke konsul hukum. 

Dubes AS untuk Dewan HAM, Michele Taylor menyatakan, Ni Aolain merupakan pelapor khusus PBB pertama yang mendapatkan akses ‘tak terbatas’ ke Guantanamo. AS yakin kondisi Guantanamo mencerminkan penghormatan AS terhadap HAM atas semua tahanan di sana. 

‘’Tahanan hidup secara komunal dan menyiapkan makanan bersama, menderima perawatan kesehatan dan psiakiater, diberi akses penuh ke konsul hukum, dan berkomunikasi secara teratur dengan keluarganya,’’demikian pernyataan AS.

Pemerintah AS berjanji mengkaji rekomendasi pelapor khusus PBB dan melakukan langkah yang sesuai. Pemerintahan Biden mengeklaim kemajuan berarti mengarah ke penutupan Guantanamo, memindahkan 10 tahanan. Juga mencari lokasi yang cocok untuk tahanan lainnya.

‘’Bagi mereka yang belum dipindahkan, kami melakukan kajian periodic untuk menentukan apakah tetap menahan mereka dengan hukum perang,’’

Beri apresiasi

Ni Aolain menyatakan, kunjungannya menandai pertama kalinya AS mengizinkan penyelidik PBB memasuki penjara yang dibuka pada 2002. 

Ia mengapresiasi Presiden AS Joe Biden yang memberikan contoh dengan membuat Guantanamo terbuka bagi PBB dan meminta negara lain yang memiliki fasilitas serupa berlaku seperti pemerintahan Biden sekarang. Ini menjadi isu HAM berat.

Dalam menjalankan misinya, ia mendapatkan akses ke semua pertanyaan yang diajukan, termasuk bertemu di penjara yang berlokasi di Kuba tersebut, baik dengan tahanan yang dianggap ‘bernilai tinggi’ maupun ‘tak bernilai tinggi’.

AS yang disebut dalam laporan Ni Aolain menyatakan, apa yang disebutkan penyelidik PBB ini merupakan temuannya sendiri, dengan segala hormat tak sepakat dengan banyak informasi factual serta landasan hukum yang digunakannya. 

Ni Aolain menjelaskan, ada ‘’kemjauan signifikan’’ dilakukan dalam perlakuan terhadap tahanan. Namun ia menaruh perhatian serius atas kebijakan masih ditahannya 30 orang itu. Mereka terancam, menderita, dan risau. 

Ia mencontohkan, para tahanan itu terus diawasi ketat, dipaksa pindah dari selnya, dan mengalami ketidakadilan. ‘’Saya mengkaji, setelah dua dekade dalam tahanan, penderitaan mereka masih berlangsung,’’ katanya menegaskan. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement