REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Dunia Arab menyampaikan kemarahan atas salah satu serangan terbesar militer Israel ke Jenin. Namun, para pengamat menilai negara-negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel tak mungkin mengubah kecaman menjadi tindakan.
Secara diplomatik, mereka menjadi canggung dalam merespons serangan pasukan Israel ke Jenin, yaitu Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Maroko yang pada 2022 melakukan penandatanganan normalisasi dengan Israel lewat Abraham Accords.
Sekitar 4.000 orang meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi Jenin akibat operasi militer Israel. Setidaknya ada 13 warga Palestina meninggal dunia. Anggota Hamas melakukan pembalasan dengan menyerang ke Tel Aviv, yang menyebabkan delapan warga Israel terluka.
Pengamat menyatakan, kepentingan ekonomi dan perdagangan menyebabkan kecanggungan dan sungkannya mereka bersikap tegas ke Israel. Selain keempat negara itu, dua negara bersekutu, yaitu AS dan Inggris serta Jerman juga tak tegas bersikap.
"UEA dan Bahrain melihat Abraham Accords tetap berlaku dan kunci bagi kepentingan lebih luas kepentingan nasional mereka,’’ kata Sanam Vakil, direktur Middle East North Africa Programme pada Royal Institute of International Affairs, London, Inggris, Selasa (4/7/2023).
Baca Juga: 72 Organisasi di AS Desak Joe Biden Segera Tindak Tegas Israel
Misalnya, Israel telah memulai kerja sama dengan UEA di bidang keuangan, energi, air, keamanan, teknologi, dan sektor lainnya. Pada Maret lalu, kesepakatan perdagangan bebas yang dilakukan pertama kali dengan sebuah negara Arab, berlaku efektif.
Ia menambahkan, negara Abraham Accords, ’’Tak akan secara terbuka merangkul Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan tentu tak akan ada tekanan diplomatik agar Israel mengendurkan agresinya,’’ katanya menegaskan.
AS Bekerja keras....