REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jet militer Rusia melecehkan drone MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat di langit Suriah. Tiga MQ-9 Reapers telah terbang untuk menargetkan pemimpin ISIS pada Jumat (7/7/2023). Drone tersebut diusik oleh pesawat Rusia selama sekitar dua jam.
Para pejabat AS mengatakan, jet tempur Rusia di wilayah tersebut telah melakukan penerbangan yang tidak aman dan mengganggu di sekitar drone Amerika. Kepala Komando Pusat Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal Alex Grynkewich mengatakan, pesawat Rusia menerbangkan 18 lintasan jarak dekat yang tidak profesional yang menyebabkan MQ-9 bereaksi dan melakukan manuver-manuver untuk menghindari situasi yang tidak aman.
Dalam sebuah pernyataan, Grynkewich mengatakan bahwa salah satu pilot Rusia memindahkan pesawat mereka ke depan drone dan mengaktifkan afterburner SU-35, yang sangat meningkatkan kecepatan dan tekanan udaranya.
Ledakan jet dari afterburner berpotensi merusak elektronik Reaper. Grynkewich mengatakan bahwa hal ini mengurangi kemampuan operator drone untuk mengoperasikan pesawat dengan aman.
Gesekan pertama terjadi Rabu (5/7/2023) pagi ketika pesawat militer Rusia terlibat dalam perilaku tidak aman dan tidak profesional, saat tiga drone MQ-9 Amerika sedang melakukan misi melawan ISIS. Pada Kamis (6/7/2023) militer AS mengatakan, pesawat tempur Rusia terbang sangat tidak aman dan tidak profesional melawan pesawat Prancis dan AS di atas Suriah.
Baca Juga: Suriah Cabut Akreditasi Media BBC Karena Diduga Menyebarkan Berita Palsu
“Kami mendesak pasukan Rusia di Suriah untuk menghentikan perilaku sembrono ini dan mematuhi standar perilaku yang diharapkan dari angkatan udara profesional sehingga kami dapat melanjutkan fokus kami pada kekalahan abadi ISIS," katanya.
Juru bicara Komando Pusat Angkatan Udara, Kolonel Michael Andrews, mengatakan insiden pada Kamis berlangsung hampir satu jam dan termasuk terbang dekat, oleh satu SU-34 dan satu SU-35. Andrews mengatakan, pesawat militer Rusia mengerahkan suar ke MQ-9.
“Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh wilayah,” kata Komandan Komando Pusat AS, Jenderal Erik Kurilla.
Sebelumnya, Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, Laksamana Muda Oleg Gurinov mengatakan, militer Rusia dan Suriah telah memulai pelatihan bersama selama enam hari yang berakhir pada Senin. Gurinov menambahkan, Moskow prihatin dengan penerbangan drone oleh koalisi pimpinan AS di Suriah utara.