Kamis 13 Jul 2023 10:22 WIB

Abbas Kunjungi Jenin Setelah Tiga Staf Otoritas Palestina Diusir

Staf Abbas diusir oleh ribuan pelayat yang menganggap PA tak peduli pada mereka

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi kota Jenin wilayah pendudukan Tepi Barat pada Rabu (12/7/2023).
Foto: AP
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi kota Jenin wilayah pendudukan Tepi Barat pada Rabu (12/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi kota Jenin wilayah pendudukan Tepi Barat pada Rabu (12/7/2023). Kunjungan itu beberapa hari setelah tiga pejabat senior Otoritas Palestina (PA) dipaksa untuk pergi dari pemakaman.

Pria berusia 87 tahun itu mengunjungi kuburan tempat pemakaman diadakan yang berlangsung di pintu masuk kamp pengungsi Jenin. Diapit oleh penjaga presiden khusus, dia berbicara kepada orang banyak di tepi kamp.

Baca Juga

Terlihat jalan-jalan yang rusak dan bangunan terbakar menjadi saksi tentang intensitas operasi Israel terbesar di wilayah Tepi Barat dalam 20 tahun. "Kamp Jenin yang heroik berdiri melawan agresi mengorbankan korbannya dan menawarkan semua yang dimilikinya demi tanah air," kata Abbas memberi tahu orang banyak yang bersorak bahwa kamp akan dibangun kembali.

Abbas telah mengutuk serangan Israel pada Jenin dan mengumumkan menangguhkan kesepakatan kerja sama keamanan dengan Israel. Namun banyak warga Palestina merasa posisinya telah dikompromikan karena kekerasan di seluruh Tepi Barat telah menyebar.

"Di mana mereka (otoritas PA) selama bertahun-tahun? Mereka tidak peduli dengan kita," kata seorang pria di kamp yang menolak untuk memberikan namanya karena takut akan pembalasan oleh pasukan keamanan.

Kekecewaan warga di Jenin pun dilampiaskan saat tiga anggota Komite Sentral Partai Fatah Abbas diusir oleh ribuan pelayat dengan meneriakan "Keluar! Keluar!". Kemarahan kerumunan di pemakaman pejuang yang terbunuh dalam operasi Israel selama dua hari memperlihatkan kekecewaan mendalam warga terhadap PA dan keretakan yang melebar di antara berbagai faksi Palestina.

Selama lebih dari setahun, serangan Israel di kota-kota seperti Jenin atau Nablus telah menjadi kegiatan rutin. Ratusan warga Palestina telah terbunuh, sementara serentetan serangan Palestina telah membunuh lusinan orang Israel.

PA yang dibentuk mengikuti Oslo Peace Accords tiga dekade lalu membentuk pemerintahan terbatas atas bagian-bagian Tepi Barat, termasuk Jenin. Namun PA tidak berdaya untuk menghentikan penggerebekan Israel atau mengatur kelompok militan.

Pasukan keamanan PA, termasuk anggota Unit Penjaga Presiden Abbas sendiri telah dikerahkan dalam jumlah besar di Jenin. Tindakan itu dilakukan setelah ketegangan dengan faksi lain meledak selama pemakaman minggu lalu.

Kelompok yang memimpin Gaza Hamas dan kelompok Jihad Islam yang didukung Iran telah lama bertentangan dengan PA. Abbas juga menghadapi kritik yang semakin besar dari dalam partainya sendiri yang juga memiliki sayap bersenjata aktif di dalam Jenin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement