Kamis 13 Jul 2023 17:26 WIB

Parlemen Thailand Mulai Voting untuk Pilih Perdana Menteri

Aliansi Pita LImjaroenrat mengendalikan 312 kursi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pemimpin Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat (42 tahun) yang pro-LGBTQ, mencalonkan diri sebagai kandidat perdana menteri dan akan menghadapi tantangan besar.
Foto: AP Photo/Wason Wanichakorn
Pemimpin Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat (42 tahun) yang pro-LGBTQ, mencalonkan diri sebagai kandidat perdana menteri dan akan menghadapi tantangan besar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Parlemen Thailand mulai menggelar pemilihan suara  untuk memilih perdana menteri baru pada Kamis (13/7/2023). Pemimpin Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat (42 tahun) yang pro-LGBTQ, mencalonkan diri sebagai kandidat perdana menteri dan akan menghadapi tantangan besar. 

Pita menghadapi tantangan besar dalam mengamankan dukungan. Dia membutuhkan dukungan lebih dari setengah dari 749 anggota parlemen bikameral. Sebagian besar anggota parlemen menentang agenda anti-kemapanan yang diusung Partai Move Forward, termasuk rencana kontroversial untuk  amandemen undang-undang yang melarang penghinaan terhadap monarki. 

Baca Juga

Partai Move Forward yang progresif dan mitra aliansinya, Pheu Thai, mengalahkan partai-partai pro-militer konservatif dalam pemilu 14 Mei. Hal ini secara luas dinilai sebagai penolakan keras terhadap pemerintahan yang dipimpin atau didukung oleh militer royalis selama hampir satu abad.

Tapi tekad Pita untuk mengejar agenda Move Forward membuat dia berselisih dengan hubungan kuat antara kaum konservatif dan keluarga kaya yang telah membayangi politik Thailand selama beberapa dekade. Aliansi Pita mengendalikan 312  kursi.

Tetapi untuk mendapatkan 375 suara yang dibutuhkan, dia membutuhkan dukungan dari 249 anggota senat majelis tinggi yang berhaluan konservatif. Senat majelis tinggi ditunjuk oleh militer setelah kudeta pada 2014. Ada 676 anggota parlemen yang hadir untuk pemungutan suara.

"Saya akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi harapan dan dorongan dari masyarakat," kata Pita kepada wartawan saat tiba di parlemen.

"Saya akan menggunakan kesempatan ini untuk menemukan konsensus," ujar Pita. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement