Jumat 14 Jul 2023 15:32 WIB

Kenapa Remaja-Remaja Jenin Memimpikan Syahid?

Mereka tahu ada kemungkinan berhadapan dengan pasukan Israel dan meninggal.

Seorang wanita Palestina berjalan di jalan yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Rabu, (5/7/2023).
Foto:

PBB mengungkapkan, di kamp Jenin tingkat pengangguran dan kemiskinan merupakan yang tertinggi di antara semua kamp pengungsi Tepi Barat. Abu al-Ezz (32) bekas instruktur gym, yang hanya menyebut nama panggilannya, menuturkan pengalaman hidupnya. 

Ia menyatakan, kenangan anak-anak dia dan teman-temannya berisi perlawanan terhadap pasukan Israel yang menyerang kamp. Ini kemudian membawanya pada kondisi sekarang, berperang melawan pasukan Israel.  

‘’Sejak kecil saat melihat tank militer, biasanya kami melompat ke atasnya mencoba menghancurkannya atau melemparkan kaleng cat atau minyak,’’ katanya. Kematian sahabatnya oleh tentara Israel sedekade lalu, membuat Abu al-Ezz angkat senjata melawan Israel. 

‘’Hidup saya rasanya akan sederhana saja, tetapi kematiannya sangat memengaruhi saya,’’ ungkap Abu al-Ezz, yang kini menjadi anggota Brigade Jenin. Kelompok ini menyerang pos pemeriksaan Israel dan melakukan perlawanan saat pasukan Israel menyerang Jenin. 

Menurut dia, tak ada cara dan pilihan lain yang Israel berikan kepada warga Palestina kecuali perlawanan bersenjata. 

Pada Selasa (4/7/2023) tengah malam, pasukan Israel memutuskan meninggalkan Jenin, mengakhiri serangan yang dimulai sehari sebelumnya. Warga kemudian kembali ke Jenin, kamp dalam kondisi porak poranda. 

Sebagian warga, mempersiapkan pemakaman, memberikan penghormatan kepada mereka yang meninggal akibat senjata pasukan Israel. Lainnya, beres-beres, memperbaiki berbagai kerusakan di kamp yang berusia 75 tahun itu. 

Jalan setapak rusak dan bergelombang... 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement