Selain itu, Swatch meminta pengadilan merilis surat perintah dilakukannya ganti rugi oleh Pemerintah Malaysia atas kerusakan pada jam yang disita.
Sebelum mengajukan gugatan ke pengadilan tinggi, Swatch melalui pengacaranya mengirimkan surat ke Kementerian Dalam Negeri pada 9 Juni. Mereka meminta kementerian mengembalikan seluruh jam yang disita sebelumnya. Namun kementerian tak merespons.
Kementerian tak memberikan komentar terkait gugatan yang dilayangkan Swatch. Malaysia memenjarakan atau mencambuk sebagai hukuman bagi homoseksualitas. Tahun lalu, 18 orang ditahan saat perayaan Halloween yang dihadiri komunitas LGBT.
Kasus ini muncul menjelang pilkada yang akan diwarnai persaingan antara koalisi progresif yang mendukung pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dengan koalisi Muslim yang sebagian besar terdiri atas etnik Melayu.
Anwar belakangan ini dianggap tidak berbuat banyak untuk melindungi hak-hak Muslim di negeri yang berisi multiras dan multikeyakinan agama tersebut. Anwar berulang kali menegaskan pemerintahannya akan menegakkan prinsip-prinsip Islam. Ia menegaskan pula, LGBT tak akan diakui oleh pemerintahannya saat ini.