Selasa 18 Jul 2023 07:59 WIB

PM Singapura: Pemerintah akan Tangani Kasus Perselingkuhan Secara Transparan

Kasus perselingkuhan ini melibatkan Ketua Parlemen Singapuran dan angota parlemen.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan pemerintahnya akan menangani kasus perselingkuhan Ketua Parlemen Singapura dengan anggota parlemen secara transparan.
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan pemerintahnya akan menangani kasus perselingkuhan Ketua Parlemen Singapura dengan anggota parlemen secara transparan.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan Partai Aksi Rakyat (PAP) akan memperbaiki keadaan dan menangani skandal yang menjerat anggotanya. Lee mengatakan, dia tidak memiliki rencana untuk mengadakan pemilihan umum cepat.

Lee pada Senin (17/7/2023), mengumumkan pengunduran diri Ketua Parlemen Singapura, Tan Chuan-Jin dan anggota parlemen Cheng Li Hui. Keduanya mengundurkan diri karena terlibat perselingkuhan. Selain itu, Tan juga terlibat dalam kontroversi setelah dia tertangkap basah melontarkan komentar yang meremehkan anggota parlemen dari Partai Buruh, Jamus Lim yang dikenal sebagai perstiwa mikrofon panas parlemen.

Baca Juga

Selain itu, pekan lalu terungkap bahwa Menteri Perhubungan S Iswaran terlibat dalam penyelidikan Biro Investigasi Praktik Korupsi (CPIB). Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri dan Hukum, K Shanmugam dan Menteri Luar Negeri, Vivian Balakrishnan memberikan penjelasan di parlemen terkait mereka menyewakan properti negara di kawasan eksklusif Ridout Road, dan apakah telah terjadi konflik kepentingan. 

Dalam hal ini, CPIB dan Menteri Senior Teo Chee Hean membebaskan kedua menteri dari segala ketidakwajaran. "Saya pikir dari waktu ke waktu, hal-hal ini terjadi. Ketika itu terjadi, kami harus memastikan bahwa kami menanganinya dengan ketat serta transparan, dan semua orang dapat melihat bahwa kami melakukan itu," kata Lee, dilaporkan Channel News Asia.

"Tidak ada sistem yang benar-benar sempurna. Anda menunjuk orang, terkadang ada yang salah, Anda harus mencari tahu dan Anda harus memperbaikinya," kata Lee.

Lee mengatakan, dalam kasus Ridout Road, para menteri menjalani penyelidikan CPIB yang ketat dan lengkap. Termasuk penyelidikan terpisah oleh Teo, dengan hasil dan laporan yang disajikan sepenuhnya di parlemen.

Sementara dalam kasus Iswaran, masalah itu muncul karena CPIB menemukan masalah tersebut saat melakukan penyelidikan lain. Lembaga antikorupsi kemudian menginformasikan kepada Lee.

Beberapa bulan kemudian, CPIB kembali melaporkan kepada Lee bahwa mereka ingin membuka penyelidikan formal. Lee mengizinkan CPIB  melanjutkan penyelidikan.

"Itulah yang telah mereka lakukan, dan itu akan selesai sepenuhnya. Dalam kasus Tan Chuan-Jin dan Cheng Li Hui, mereka tidak memenuhi standar yang diharapkan. Kami mencoba memperbaikinya tapi tidak berhasil, dan mereka harus keluar," ujar Lee.

Lee menambahkan, jika sejak awal Tan dan Cheng menghentikan perselingkuhan mereka dan menebus kesalahannya, maka PAP tidak akan menghukum mereka. Namun karena perilaku mereka sudah kelewat batas, maka PAP harus mengambil langkah tegas.

"Tetapi dalam menghadapi situasi ini, yang merupakan situasi manusia, Anda juga harus menyadari kelemahan manusia dan sadar akan dampak tindakan kita terhadap pihak yang tidak bersalah, keluarga, pasangan, anak-anak mereka dan menghadapi mereka sesensitif mungkin," kata Lee.

Lee mengatakan, kesalahan yang dibuat oleh dua politisi ini bukan contoh dari standar PAP. Tetapi bagaimana menangani tuduhan terhadap anggota parlemen dari PAP.

"Begitulah sistem harus berfungsi. Kadang-kadang hal-hal berkelompok, tapi kami memastikan kami menempatkannya dengan benar, dan saya harap saya menempatkannya dengan benar dan kami akan dapat mengatur nada yang tepat untuk waktu yang lama," ujar Lee.

Lee menambahkan, partai harus mempertahankan standar yang tinggi tidak hanya untuk pemilihan berikutnya, tetapi melampaui masa pemerintahan ini hingga generasi berikutnya. Lee mengutip mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, yang mengatakan dalam salah satu pidato publik terakhirnya, 

"Ingat, jangan biarkan sistem menjadi korup. Jangan pernah, jangan pernah biarkan itu terjadi. Tegakkan standar, pastikan Singapura dapat bekerja."

Ketika ditanya apakah kursi kosong di parlemen akan mempengaruhi pemilihan umum berikutnya, Lee mengatakan dia tidak memiliki rencana untuk mengadakan pemilihan umum cepat. Pemilihan Umum Singapura akan diadakan pada November 2025.

“Kami berada di paruh kedua masa pemerintahan saat ini, kami baru saja membuka parlemen baru-baru ini. Kami memiliki agenda lengkap untuk masa jabatan ini, kami sedang mengusahakannya dan itulah yang akan kami fokuskan,” kata Lee. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement