Jumat 28 Jul 2023 11:09 WIB

Vladimir Putin Rangkul Afrika

Putin menyampaikan keinginan Rusia mempererat kerja sama dengan Afrika.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin ingin mempererat kerja sama lintas sektor dengan negara-negara Afrika dalam KTT Rusia-Arika
Foto:

Rusia telah menolak memperpanjang masa aktif BSGI yang berakhir pada 18 Juli 2023 lalu. Alasan utama Rusia menolak memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa ketentuan terkait kepentingan Rusia dalam kesepakatan itu tidak dilaksanakan. Tuntutan terkait penyambungan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT, misalnya, belum direalisasikan. Sanksi Barat yang menyebabkan komoditas pertanian dan pupuk Rusia tak bisa memasuki pasar global juga tak kunjung dicabut.

Alasan lain mengapa Rusia enggan memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa kesepakatan tersebut sudah melenceng dari tujuan awal, yakni untuk memperlancar pengiriman komoditas pangan ke negara-negara membutuhkan. Namun Moskow menilai Ukraina secara terang-terangan “mengkomersialkan” BSGI dan mengirim produk pertaniannya ke negara-negara maju, terutama Eropa.

Masa aktif BSGI telah diperpanjang tiga kali, yakni pada November 2022, serta Maret dan Mei 2023. Pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diblokade setelah Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2022 lalu. Pada Juli 2022, Rusia dan Ukraina dengan bantuan mediasi Turki serta PBB menyepakati BSGI. Kesepakatan tersebut diteken di tengah kekhawatiran terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Lewat BSGI, Moskow memberikan akses bagi Ukraina untuk mengekspor komoditas pertaniannya lewat tiga pelabuhannya di Laut Hitam. Sebagai gantinya, Moskow meminta operasi ekspor pertaniannya, termasuk pupuk, dibebaskan dari sanksi Barat. Rusia telah beberapa kali menyampaikan bahwa bagian dalam BSGI terkait pembebasan ekspor komoditas pertaniannya dari sanksi belum terealisasi. Hal itu menjadi salah satu faktor Moskow ingin keluar dari BSGI.

Dalam KTT Rusia-Afrika, Putin menyampaikan bahwa dia juga ingin mengembangkan kerja sama keamanan, terutama dalam penanggulangan terorisme. “Kami menganjurkan koordinasi serta kerja sama kebijakan luar negeri yang erat dengan mereka dalam menghadapi tantangan dan ancaman saat ini, termasuk terorisme, ekstremisme, dan kejahatan terorganisir," kata Putin.

Kemudian perihal sumber daya manusia, Putin mengungkapkan, saat ini terdapat hampir 35 ribu pelajar dari Afrika yang sedang menempuh pendidikan tinggi di berbagai universitas di Rusia. “Kuota untuk pendidikan orang Afrika dengan mengeluarkan anggaran federal telah meningkat dua setengah kali lipat dalam tiga tahun, dan untuk tahun ajaran berikutnya akan berjumlah lebih dari 4.700 orang," ujar Putin.

Dia menambahkan Rusia berencana membuka cabang universitas Rusia terkemuka di Afrika. "Kerja sama yang erat dengan institusi pendidikan Afrika juga akan dibangun dalam kerangka Universitas Jaringan Rusia-Afrika (Russian-African Network University),” katanya.

Putin pun mengusulkan agar gagasan mendirikan sekolah berbahasa Rusia di negara-negara Afrika dieksplorasi. "Pelaksanaan proyek bahasa Rusia semacam itu dan pengenalan standar pendidikan tinggi negara kita akan menjadi landasan terbaik untuk kerja sama lebih lanjut yang saling menguntungkan dan setara," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement