REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr) telah lama mengalami kekurangan sumber daya dan dana. Hal ini diperparah dengan sulitnya Bundeswehr merekrut personel baru. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengaku kesulitan mempersiapkan tentara untuk generasi berikutnya.
“Semua orang berbicara tentang kekurangan personel di Bundeswehr, dan tidak ada yang tahu ini lebih baik dari saya,” katanya kepada awak media pada Rabu (2/8/2023) lalu.
Dia menyebut terjadi defisit dalam perekrutan personel baru tahun ini. “Kami memiliki pelamar 7 persen lebih sedikit tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.
Pistorius menambahkan, selama masa pendidikan dan pelatihan, terdapat sekitar 30 persen calon tentara yang memutuskan keluar. Menurut Pistorius saat ini generasi muda, termasuk di Jerman, memiliki perhatian lebih besar tentang keseimbangan kehidupan kerja dibandingkan pada masa lalu. Pola pandang demikian sulit diselaraskan dengan karier militer.
Fakta bahwa masyarakat Jerman menua, memicu kekurangan angkatan kerja di banyak industri. Hal itu kian menyulitkan proses rekrutmen militer. “Pada tahun 2050, kita akan memiliki 12 persen lebih sedikit orang dalam kelompok usia 15-24 tahun,” kata Pistorius.
Saat ini Bundeswehr memiliki 180 ribu personel. Jerman menargetkan untuk meningkatkan jumlah tersebut menjadi 203 ribu pada 2031. Kendati demikian, Pistorius mengungkapkan bahwa target tersebut sedang ditinjau.