Banyak orang di Lebanon telah kehilangan kepercayaan pada penyelidikan dalam negeri. Beberapa telah mulai mengajukan kasus di luar negeri terhadap perusahaan yang diduga membawa amonium nitrat.
Bahan kimia tersebut telah dikirim ke Lebanon pada 2013. Pejabat politik dan keamanan senior mengetahui keberadaan bahan kimia tersebut dan potensi bahayanya tetapi tidak melakukan apa-apa.
Korban Lebanon dan non-Lebanon sama-sama telah melihat keadilan tertunda, dengan penyelidikan terhenti sejak Desember 2021. Kelas politik Lebanon yang kuat dan korup telah berulang kali ikut campur tangan dalam pekerjaan peradilan.
Pada Januari, jaksa tinggi Lebanon Ghassan Oueidat memerintahkan pembebasan semua tersangka yang ditahan dalam penyidikan. "Kelas politik telah menggunakan setiap alat yang mereka miliki, legal dan ekstra legal untuk merusak, menghalangi, dan memblokir penyelidikan domestik atas ledakan tersebut," kata wakil kepala untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di kelompok hak asasi Amnesty Internasional Aya Majzoub.
Warga Suriah Makhoul Mohammed terluka ringan dalam ledakan di apartemennya di Beirut. Sementara putrinya Sama, yang saat itu berusia enam tahun, kehilangan mata kirinya.
Mohammed akhirnya menetap di Kanada tahun lalu. Dia mengatakan, berencana untuk menuntut mereka yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut di pengadilan Kanada. “Investigasi (dalam negeri) tidak akan membuahkan hasil selama kelas politik ini menjalankan negara,” katanya.