REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melobi Barat untuk dapat membeli pesawat generasi keempat seperti F-16 yang sudah mulai diproduksi. Setelah perang selama 18 bulan, angkatan udara Ukraina membutuhkan banyak pesawat untuk mengganti yang rusak sementara angkatan udara Rusia semakin menguasai langit di atas Ukraina.
Diperkenalkan pada tahun 1978, F-16 memiliki catatan yang baik. Variannya pun ditingkatkan secara berkala dengan avionik, radar, dan senjata yang lebih baik.
Jet ini multifungsi dapat menggelar misi serangan darat, perang elektronik, memberi dukungan udara jarak dekat, dan dominasi udara. F-16 juga berkali-kali terbukti sebagai jet tempur yang sangat andal. Dapat bermanuver dan beroperasi di segala cuaca, baik siang atau malam.
Dengan kemampuan adaptasinya F-16 dapat dengan cepat menjalankan berbagai misi dan peran yang berbeda. Fleksibilitas ini yang menjadikannya andalan banyak angkatan udara dunia.
Meskipun memiliki banyak kelebihan F-16 juga memiliki sejumlah kelemahan. Pesawat tempur Rusia seperti Sukhoi Su-35 memiliki radar dan rudal jarak jauh. Secara teori, Su-25 akan dapat mendeteksi F-16 dan menghancurkannya bahkan sebelum pilot menyadari jet Rusia itu ada di sana.
Seperti semua pesawat yang kompleks, F-16 memerlukan perawatan rutin dan tidak dapat beroperasi dari landasan pacu yang diimprovisasi seperti jalan raya, sesuatu yang menurut angkatan udara Ukraina cukup penting bagi pesawat mereka karena Rusia menargetkan lapangan udara Ukraina, sehingga banyak pesawat yang tidak bisa terpakai.
Hanya sedikit pilot Ukraina yang cukup fasih berbahasa Inggris agar berhasil lulus program pelatihan intensif yang diperlukan untuk menerbangkan F-16 secara efektif.
Selain itu, kru darat sering kali menjadi penentu keberhasilan dan kegagalan. Sebab kru yang terlatih dapat mengisi bahan bakar dan mempersenjatai kembali pesawat lebih cepat dibandingkan musuh mereka, sehingga memungkinkan pesawat untuk kembali berperang.
Hal ini faktor yang memberi perbedaan signifikan dalam perang. Namun para kru sendiri perlu berlatih dan berlatih tentang berbagai sistem Barat yang asing, yang akan memakan waktu berbulan-bulan, mungkin dalam hitungan tahun, untuk menguasainya.
Rusia menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang beberapa lapangan udara di belakang garis depan untuk menghancurkan jet angkatan udara Ukraina yang masih berada di pangkalan. Ukraina pun akhirnya membangun jaringan landasan pacu dasar yang tersebar di seluruh negeri.
Di landasan pendaratan terpencil ini, jet dapat mengisi bahan bakarnya dan dipasangi senjata. Angkatan Udara Kerajaan Inggris memperkirakan Ukraina kehilangan 68 pesawat sejak perang dimulai, sekitar 22 persen dari persediaannya.
Pengiriman pesawat zaman Uni Soviet dari negara-negara tetangga telah menutup kehilangan tersebut. Namun jet tempur sering kali memerlukan perombakan besar-besaran sebelum dapat terbang kembali.
Angkatan udara Rusia memanfaatkan keunggulannya dalam pertahanan udara dan semakin efektif menghentikan serangan udara Ukraina. Untuk setiap 15 pesawat Ukraina, ada 100 jet Rusia.
Pertahanan Rusia yang kuat menahan serangan balik Ukraina. Sehingga operasi serangan balik Kiev berjalan lambat.
Hal ini semakin sulit karena pasukan Ukraina tidak mampu melancarkan serangan udara dan mengusai langit di atas mereka. Para tentara Ukraina dari di lapangan mengatakan mereka paling takut terhadap rudal yang dijatuhkan pesawat Rusia.
Suntikan beberapa lusin jet tempur serbaguna dan dapat diandalkan, dalam jangka panjang, akan membantu Ukraina dan memungkinkan mereka mengambil inisiatif, melancarkan serangan udara dan mendukung kemajuan serangan baliknya.
Butuh waktu berbulan-bulan hingga akhirnya F-16 tiba dan perlahan-lahan mulai dapat digunakan. Saat tiba, pesawat ini akan membutuhkan banyak kru darat untuk menjaga mereka tetap di udara.
Selain itu diperlukan rantai pasokan global yang panjang untuk menjaga agar angkatan udara Ukraina tetap mendapatkan pasokan suku cadang dan senjata yang dibutuhkan agar jet-jet tersebut dapat terus terbang.
F-16 mungkin tidak tiba tepat waktu untuk membuat perbedaan dalam serangan balasan saat ini. kARENA Ukraina terpaksa mengandalkan serangan rudal jarak jauh dan drone untuk menghancurkan sasaran yang jauh di belakang garis depan.