Ahad 10 Sep 2023 15:17 WIB

Putin Ucapkan Selamat Atas Peringatan Kemerdekaan Korut ke-75

Putin menyatakan, dia setuju untuk mempererat hubungan antara Moskow dan Pyongyang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un bersama Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un bersama Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan ucapan selamat kepada Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un atas peringatan hari kemerdekaan negara tersebut yang ke-75, Sabtu (9/9/2023). Dalam ucapannya, Putin menyatakan, dia setuju untuk mempererat hubungan antara Moskow dan Pyongyang.

“Saya yakin bahwa melalui upaya bersama kita akan terus mengembangkan hubungan bilateral secara sistematis ke segala arah. Hal ini sepenuhnya memenuhi kepentingan rakyat kita dan sejalan dengan menjamin keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut,” kata Putin dalam surat ucapannya kepada Kim, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Putin pun mengingatkan kembali bahwa Uni Soviet merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Korut. “Sejak saat itu, hubungan antar negara kita selalu didasarkan pada prinsip persahabatan, bertetangga baik, dan saling menghormati. Pengalaman signifikan dalam kerja sama konstruktif di berbagai bidang telah terakumulasi,” ucapnya.

Di akhir ucapannya, Putin mendoakan Kim agar selalu diberi kesehatan dan warga Korut hidup dalam kemakmuran. Baru-baru ini Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, Moskow sedang membahas kemungkinan menggelar latihan militer gabungan dengan Korut.

“Kenapa tidak, ini tetangga kita. Ada pepatah Rusia kuno: Anda tidak bisa memilih tetangga Anda dan lebih baik hidup bersama tetangga Anda dalam damai dan harmonis,” kata Shoigu mengenai kemungkinan melaksanakan latihan militer bersama Korut, Senin (4/9/2023), dilaporkan kantor berita Interfax.

Dia menambahkan saat ini kemungkinan pelaksanaan latihan militer gabungan dengan Korut sedang dibahas. Pekan lalu AS menyampaikan, mereka khawatir perundingan senjata antara Rusia dan Korut mengalami kemajuan aktif. Washington mengklaim, Shoigu, dalam lawatannya ke Pyongyang pada Juli lalu, telah berusaha meyakinkan Korut agar menjual amunisi artileri kepada Moskow. Sebelumnya AS sudah pernah memperingatkan bahwa Korut dapat memasok persenjataan kepada Rusia untuk digunakan dalam konflik di Ukraina.

AS telah menjatuhkan sanksi terhadap tiga entitas yang dituduh terkait dengan kesepakatan senjata antara Korut dan Rusia. Baru-baru ini Rusia dan Korut menyerukan hubungan militer yang lebih erat. Namun Pyongyang membantah melakukan “transaksi senjata” dengan Moskow.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement