Selasa 19 Sep 2023 13:28 WIB

Siswa di AS Diskors karena Rambut Gimbal

Insiden ini menimbulkan kembali perdebatan mengenai diskriminasi rambut di sekolah AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Rambut gimbal (ilustrasi).
Foto:

Greg Poole yang menjadi pengawas distrik sejak 2006, mengatakan kebijakan tersebut legal. Menurutnya kebijakan ini mengajarkan siswa untuk menyesuaikan diri sebagai pengorbanan yang bermanfaat bagi semua orang.

"Ketika Anda diminta untuk menyesuaikan diri dan melepaskan sesuatu demi kemajuan bersama, ada manfaat psikologis, kami membutuhkan lebih banyak pengajaran tentang pengorbanan," katanya.

Distrik-distrik terdekat memiliki kebijakan yang tidak terlalu ketat. Sebagai contoh, Poole mencatat distrik lain memperbolehkan siswa mengenakan celana jeans yang berlubang, sementara Barbers Hill tidak.

Ia mengatakan para orang tua datang ke distrik ini karena standarnya yang ketat dan ekspektasi yang tinggi yang menurutnya turut mendorong keberhasilan akademis distrik itu.

Pengacara yang mewakili keluarga George, Allie Booker mengatakan argumen sekolah tidak dapat diterima karena panjangnya rambut dianggap sebagai bagian dari gaya rambut, yang dilindungi oleh hukum.

"Kami akan terus berjuang, karena Anda tidak bisa mengatakan kepada seseorang gaya rambut dilindungi dan kemudian membatasi. Jika gaya dilindungi, maka gaya dilindungi," katanya.

Darresha George mengatakan  ia dan putranya menolak untuk mengikuti standar yang ditetapkan seseorang yang membuat mereka tidak nyaman atau tidak tahu apa-apa.

"Anak saya terawat dengan baik, dan rambutnya tidak mengganggu pendidikannya, ini semua ada hubungannya dengan prasangka pemerintah terhadap gaya rambut orang kulit hitam, terhadap budaya orang kulit hitam," Darresha George.

Distrik tersebut membela aturan berpakaiannya, yang mengatakan kebijakan itu dimaksudkan untuk "mengajarkan perawatan dan kebersihan, menanamkan disiplin, mencegah gangguan, menghindari bahaya keselamatan dan mengajarkan rasa hormat terhadap otoritas."

Situasi George menarik solidaritas dari kaum muda kulit hitam di seluruh AS yang mengatakan mereka sudah lama berurusan dengan aturan berpakaian yang diskriminatif dan komentar dari orang dewasa tentang rambut mereka.

"Ketika saya duduk di kelas lima, seorang guru mengatakan kepada saya rambut biru saya, rambut merah muda saya, tidak wajar dan terlalu mengganggu siswa lain di kelas," kata Victoria Bradley, 19 tahun, yang tinggal di Detroit. Michigan mengesahkan CROWN Act menjadi undang-undang tahun ini.

Bradley yang rambutnya dikepang dan saat ini diwarnai dengan berbagai warna, mengatakan  ia sangat percaya diri dengan rambutnya berkat ibunya, Bernita Bradley. Bernita merupakan penata rambut yang telah lama berkecimpung di bidang tersebut dan direktur suara orang tua untuk National Parents Union.

Bernita Bradley mengatakan  perkenalan pertamanya dengan CROWN Act adalah pada tahun 2021, ketika seorang gadis keturunan kulit putih dan kulit hitam berusia 7 tahun di Michigan dipotong rambutnya oleh staf sekolah tanpa izin orang tuanya. Ayah gadis tersebut, Jimmy Hoffmeyer, mengajukan gugatan senilai 1 juta dolar AS terhadap distrik sekolah, dengan tuduhan diskriminasi rasial dan intimidasi etnis. Gugatan tersebut diselesaikan awal tahun ini.

"Itu adalah tindakan kekerasan modern terhadap anak kulit hitam," kata Bradley.

Tahun ini adalah tahun pertama Darryl George di SMA Barbers Hill. Ibunya mengatakan tahun lalu putranya bersekolah di sebuah sekolah di Baytown, Texas, di mana dia tidak memiliki masalah dengan gaya rambut yang sama.

Darresha George mengatakan baru-baru ini mereka pindah ke daerah Mont Belvieu karena alasan pribadi. Darresha George mengatakan ia tersebut diberitahu ia perlu menjadwalkan pertemuan dengan kepala sekolah.

"(Setelah skorsing) nilainya menurun, yang juga berarti ia tidak dapat bermain sepak bola atau berpartisipasi dalam ekstrakurikuler apa pun," kata Darresha George.

"Ia berada di jalur yang tepat untuk lulus lebih awal, dan sekarang dia tertinggal dan harus berusaha dua kali lipat agar bisa tetap lulus," katanya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement