REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina Wu Qian mengatakan pada Kamis (28/9/2023), bahwa tidak mengetahui tentang kabar hilangnya Menteri Pertahanan Li Shangfu dari pandangan publik sejak satu bulan lalu. Dia hanya memberikan satu jawaban singkat ketika ditanya pada konferensi pers bulanan apakah Li sedang diselidiki karena korupsi dan apakah dia masih menjadi menteri pertahanan.
“Saya tidak mengetahui situasi yang Anda sebutkan,” kata Wu menanggapi pertanyaan dari media berita asing.
Wu membuka konferensi pers dengan pengumuman tentang konferensi keamanan global yang akan diadakan di Beijing bulan depan. Dia menghindari pertanyaan tentang Li dari reporter media asing lainnya. Padahal media asing banyak menanyakan apakah menteri pertahanan akan menghadiri konferensi tersebut.
“Kami akan merilis informasi tentang Forum Xiangshan Beijing pada waktunya,” kata Wu.
Sosok Li dipilih menjadi menteri pertahanan ketika Kabinet baru dibentuk pada Maret 2023. Dia belum terlihat lagi sejak memberikan pidato pada 29 Agustus.
Li adalah pejabat senior kedua yang menghilang tahun ini, setelah mantan menteri luar Negeri Qin Gang yang dicopot dari jabatannya pada Juli lalu. Tidak ada indikasi bahwa hilangnya mereka menandakan adanya perubahan dalam kebijakan luar negeri atau pertahanan Cina.
Pemerintah Cina pun tidak memberikan alasan atas pemecatan Qin atau mengapa dia dan Li tiba-tiba berhenti tampil di depan umum. Hilangnya pejabat dan tokoh publik lain tanpa penjelasan bukanlah hal yang jarang terjadi di Cina.
Peristiwa itu sering kali diikuti beberapa bulan kemudian dengan diumumkannya tuntutan pidana terhadap orang tersebut. Namun hilangnya dua menteri yang menjabat secara berturut-turut merupakan hal yang tidak biasa.
Duta Besar Amerika untuk Jepang Rahm Emanuel menyatakan pada awal bulan ini, bahwa susunan kabinet Presiden Cina Xi Jinping sekarang menyerupai novel Agatha Christie berjudul And Then There Were None.