Sabtu 07 Oct 2023 14:19 WIB

Rusia Kerahkan Jet Tempur MiG-31 Usir Pesawat Patroli AS

Rusia identifikasi target sebagai pesawat patroli P-8A Poseidon Angkatan Laut AS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Rusia mengerahkan jet tempur MiG-31 pada Jumat (6/10/2023) untuk mengusir pesawat patroli P-8A Poseidon Angkatan Laut AS
Foto: AP/AP
Rusia mengerahkan jet tempur MiG-31 pada Jumat (6/10/2023) untuk mengusir pesawat patroli P-8A Poseidon Angkatan Laut AS

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengerahkan jet tempur MiG-31 pada Jumat (6/10/2023) untuk mengawal pesawat patroli P-8A Poseidon Angkatan Laut AS yang mendekati wilayah udaranya di atas Laut Norwegia. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pada 6 Oktober 2023, sistem kontrol wilayah udara Rusia mendeteksi target udara yang mendekati perbatasan negara Federasi Rusia di atas Laut Norwegia.

Kementerian Pertahanan mengatakan, satu jet tempur MiG-31 dari satuan tugas pertahanan udara Armada Utara dikerahkan untuk mengidentifikasi target udara, dan mencegah pelanggaran perbatasan negara Federasi Rusia. Jet tempur Rusia mengidentifikasi target udara sebagai pesawat patroli P-8A Poseidon Angkatan Laut AS.

Baca Juga

“Saat jet tempur Rusia mendekat, pesawat militer asing tersebut memutar balik dari perbatasan Negara Federasi Rusia. Tidak ada pelanggaran perbatasan Negara," ujar pernyataan Kementerian Pertahanan, dilaporkan The Jerusalem Post.

Kementerian Pertahanan mengatakan, penerbangan jet tempur Rusia dilakukan dengan kepatuhan ketat terhadap aturan internasional mengenai penggunaan wilayah udara di perairan internasional tanpa melintasi jalur udara atau mendekati pesawat negara asing secara berbahaya. Sebelumnya Amerika Serikat telah mengusir dua pejabat kedutaan Rusia. Pengusiran ini sebagai tanggapan atas tindakan Rusia yang mengusir dua diplomat AS dari kedutaan Amerika di Moskow.

"Sebagai tanggapan atas pengusiran dua diplomat Kedutaan Besar AS di Moskow oleh Federasi Rusia, Departemen Luar Negeri membalas dengan menyatakan persona non grata kepada dua pejabat Kedutaan Besar Rusia yang beroperasi di Amerika Serikat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Departemen Luar Negeri tidak akan mentoleransi pola pelecehan yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap diplomat AS. "Tindakan yang tidak dapat diterima terhadap personel Kedutaan Besar kami di Moskow akan memiliki konsekuensi," ujar pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Kantor berita Rusia RIA mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Kementerian Luar Negeri Rusia yang mengkonfirmasi pengusiran tersebut. Sumber itu mengatakan, Washington telah menggunakan pengusiran dua diplomat AS yang dilakukan Moskow pada 14 September yang tertangkap basah terlibat dalam kegiatan mata-mata sebagai dalih.

“Kami tidak tertarik dengan eskalasi, namun jika tindakan permusuhan terus berlanjut, seperti biasa, kami akan merespons dengan tegas dan tegas,” kata sumber tersebut kepada RIA.

Pada 14 September, Rusia mengatakan, mereka mengusir dua diplomat AS yang dituduh bekerja dengan warga negara Rusia yang dituduh berkolaborasi dengan negara asing. Hubungan antara Moskow dan Washington telah mencapai titik terburuk dalam lebih dari 60 tahun karena perang di Ukraina.  AS menyediakan persenjataan canggih ke Ukraina dan telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia sebagai tanggapan atas invasi Ukraina pada Februari 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement