"Mereka menyuruh kami melarikan diri dan kemudian mereka mengebom orang-orang di jalan. Ayah saya menyetir kembali ke Kota Gaza. Ia berkata jika kami mati, mari kami tinggal di rumah di Gaza," katanya.
Bahkan jika penduduknya ingin melarikan diri dari Gaza mereka tidak punya tempat untuk pergi karena jalan keluar yang paling jelas adalah melalui Mesir. Sementara Kairo menolak gelombang imigrasi.
Kairo, yang sering menjadi penengah antara Israel dan Palestina, selalu bersikeras kedua belah pihak harus menyelesaikan konflik di dalam perbatasan mereka. Mesir mengatakan hal itu satu-satunya cara bagi Palestina untuk mendapatkan haknya sebagai negara.
Seorang saksi mata mengatakan ia melihat mobil-mobil yang hancur dan sebuah truk yang terbakar habis di jalan menuju selatan. Beberapa orang yang berharap wilayah selatan akan memberikan sedikit bantuan telah berubah pikiran dan menuju ke utara.
"Saya akan membawa keluarga saya kembali ke Gaza. Saya tidak bisa terus tinggal di sekolah atau di luar rumah, ketika tidak ada tempat yang aman, rumah saya lebih baik," kata Abu Dawoud, seorang akuntan di Gaza.