Sabtu 28 Oct 2023 11:39 WIB

Pesan Warga Palestina: Kami Masih Hidup, Kalian yang Sudah Mati

Israel memutus internet dan membombardir Gaza Utara

Suasana proses evakuasi korban dari bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Jumat (27/2023).
Foto: AP/Abed Khaled
Suasana proses evakuasi korban dari bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Jumat (27/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina putus asa dengan kondisi di negaranya yang tak henti dibombardir Israel. Keputusasaan itu tergambar dari salah satu pesan warga Palestina yang disiarkan lewat TV Turki.

"Katakan pada negara-negara muslim untuk tidak mendoakan kami dan para syuhada. Kami hidup dan kalian semua yang telah mati," tulis pesan tersebut.

Baca Juga

Pembantaian dan genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina sudah memasuki pekan ketiga. Tak ada tanda Israel akan menghentikan serangan. Resolusi PBB yang diikuti ratusan negara pun berkali-kali gagal disetujui. Hingga akhirnya resolusi terbaru pun berhasil disahkan pada Jumat (27/10/2023) malam agar gencatan senjata untuk kemanusiaan baru dilakukan.

Namun, Israel justru meningkatkan serangan ke Gaza utara dengan jet tempur dan artileri serta menambah blokade dengan memutus jaringan internet.  Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa pasukan darat Israel berusaha "memperluas operasi". Akibat dari pemboman pada Jumat malam tadi, ledakan keras mengguncang dekat Rumah Sakit al-Shifa. 

Serangan dan pengeboman Israel ini dilakukan saat Gaza saat ini berada dalam kegelapan total, karena tidak tersedianya lagi tenaga listrik untuk penerangan. Kantor berita Aljazirah melaporkan, selain ledakan yang terjadi di dekat Rumah Sakit al-Shifa, Rumah Sakit Indonesia, serta kamp pengungsi Breij juga tidak luput dari sasaran ledakan.

Di tengah kegelapan yang nyaris sempurna, dengan ledakan-ledakan besar yang mengiringi bom-bom Israel yang sesekali meraung-raung di kegelapan malam. Sementara pemadaman komunikasi yang nyaris total di Gaza membuat sebagian besar penduduk di sana tidak dapat menjangkau layanan darurat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement