Sabtu 28 Oct 2023 13:43 WIB

Hamas: Netanyahu dan Pasukannya tidak akan Mampu Meraih Kemenangan

Hamas siap menghadapi serangan Israel dengan kekuatan penuh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Pejuang brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas. ilustrasi
Foto: EPAEPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pejuang brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Hamas mengatakan pasukannya di Gaza siap menghadapi serangan Israel dengan "kekuatan penuh." Setelah militer Israel menggelar serangan udara dan darat ke kantong permukiman Palestina tersebut.

Hamas yang menguasai Gaza mengatakan pejuangnya bentrok dengan pasukan Israel di daerah sekitar perbatasan dengan Israel. Hal ini disampaikan setelah Israel melaporkan serangan intensif di Gaza.

Baca Juga

Perusahaan telekomunikasi dan Masyarakat Palang Merah Palestina mengatakan serangan Israel menyebabkan jaringan internet dan telepon di Gaza berhenti berfungsi selama lebih dari 12 jam.

"Selain serangan  beberapa hari terakhir, pasukan darat memperluas operasi mereka malam ini," juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi pada Jumat (27/10/2020) malam.

Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan apakah invasi darat yang sudah lama direncanakan akan dimulai. Ia mengatakan angkatan udara Israel melakukan serangan ekstensif terhadap infrastruktur dan terowongan-terowongan yang digali Hamas.

Militer Israel mengatakan mereka sudah membunuh kepala sayap pasukan udara Hamas yang membantu merencanakan serangan 7 Oktober lalu di selatan kota Israel. Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan pesawat jetnya menembak kepala Pasukan Udara Hamas Asem Abu Rakaba yang bertanggung jawab pada drone, paralayang, dan pertahanan udara Hamas.

"Ia ambil bagian dalam merencanakan pembantaian di pemukiman sekitar Jalur Gaza pada 7 Oktober. Ia mengarahkan teroris yang menyusup ke Israel dengan paralayang dan bertanggung jawab atas serangan-serangan drone ke pos-pos IDF," kata militer Israel, Sabtu (28/10/2023).

Pada Jumat lalu pasukan Hamas mengatakan para pejuangnya bentrok dengan pasukan Israel di kota timur laut Gaza, Beit Hanoun, dan di daerah pusat Al-Bureij.

"Netanyahu dan pasukannya yang kalah tidak akan mampu meraih kemenangan militer," kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/10/2023) pagi, merujuk pada perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Pasukan darat Israel berkumpul di luar Gaza, di mana Israel telah melakukan kampanye pengeboman udara yang intens sejak serangan 7 Oktober. Israel mengklaim dalam serangannya 7 Oktober lalu Hamas membunuh 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil dan menawan lebih dari 200 orang lainnya termasuk warga negara asing atau berkewarganegaraan ganda.

Sejak saat itu, otoritas kesehatan Palestina mengatakan, pengeboman Israel menewaskan lebih dari 7.000 warga Palestina.

Aljazirah yang menyiarkan rekaman langsung semalam yang menunjukkan ledakan-ledakan yang sering terjadi di Gaza. Media yang berbasis di Qatar itu melaporkan serangan udara Israel menghantam daerah-daerah di sekitar rumah sakit utama di Gaza.

Laporan serangan ke Rumah Sakit Al Shifa di Gaza belum dapat diverifikasi secara mandiri. Militer Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit tersebut sebagai perisai untuk menggaling terowongan dan pusat operasinya. Hamas membantah tuduhan tersebut. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement