Senin 06 Nov 2023 11:27 WIB

Turki Tarik Dubesnya di Tel Aviv, Israel: Hubungan Diplomatik tak Berubah

Turki dan Israel baru saja memulihkan hubungan diplomatik pada Agustus 2022.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) di Ankara, Turki, 09 Maret 2022.
Foto: EPA-EFE/CETIN MUHURDAR
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) di Ankara, Turki, 09 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel mengatakan hubungan negaranya dengan Turki tak  mengalami perubahan apa pun. Hal itu disampaikan menyusul keputusan Turki menarik duta besarnya dari Tel Aviv sebagai bentuk protes atas agresi ke Jalur Gaza.

“Hubungan diplomatik dengan Turki tetap tidak berubah meskipun Ankara mengambil sikap mengenai perang di Gaza dan fakta bahwa duta besar Turki dipanggil kembali pada akhir pekan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Hayat kepada surat kabar Yedioth Ahronoth, Ahad (5/11/2023).

Baca Juga

Dia pun mengisyaratkan bahwa Israel tetap menginginkan hubungan diplomatik dengan Turki tetap terjalin. “Kita harus memikirkan kembali bagaimana kita mencegah krisis seperti ini,” ujar Hayat.

Turki dan Israel sebenarnya baru saja memulihkan hubungan diplomatik pada Agustus 2022 lalu. Pemulihan hubungan itu berlangsung ketika posisi perdana menteri Israel masih dijabat Yair Lapid. Dalam sebuah percakapan telepon pada 17 Agustus tahun lalu, Erdogan dan Lapid bertukar ucapan selamat atas kesepakatan pemulihan hubungan bilateral Turki-Israel.

Lapid menilai, pemulihan hubungan Israel-Turki akan menghasilkan banyak prestasi, terutama di bidang perdagangan dan pariwisata. “Ini akan tercermin dalam dimulainya kembali penerbangan Israel ke Turki dan pertemuan Komisi Ekonomi Gabungan di Israel pada September mendatang,” kata kantor perdana menteri Israel dalam sebuah pernyataan kala itu.

Erdogan dan Lapid pun sama-sama menekankan tentang pentingnya hubungan Israel-Turki untuk menjaga stabilitas regional. Pada 11 Januari 2023 lalu, Duta Besar Turki untuk Israel Sakir Ozkan Torunlar menyerahkan surat kredensialnya kepada Presiden Israel Isaac Herzog.

“Hari ini kita menyelesaikan langkah penting lainnya, mencapai tonggak sejarah lainnya dalam memperkuat hubungan kita serta memperdalam persahabatan antara Turki dan Israel,” kata Herzog setelah upacara penyerahan surat kredensial berlangsung, dikutip laman AlArabiya.

Sebelum memutuskan memulihkan relasi diplomatik dengan Israel, pada awal Maret 2022, Erdogan sudah menyampaikan, dia ingin menghidupkan kembali dialog politik dengan Israel. Hal itu diumumkan saat Isaac Herzog melakukan kunjungan bersejarah ke Turki pada 9 Maret 2022.

"Tujuan bersama kami dengan Israel adalah untuk menghidupkan kembali dialog politik antara negara kami berdasarkan kepentingan bersama, menghormati kepekaan timbal balik," kata Erdogan dalam konferensi pers bersama Herzog, dikutip Anadolu Agency.

Erdogan mengungkapkan, kunjungan Herzog ke Turki menjadi titik balik baru dalam hubungan bilateral Ankara dan Tel Aviv. Menurut dia, penguatan relasi dengan Israel penting bagi stabilitas serta perdamaian regional.

Oleh sebab itu, Erdogan menekankan kepada Herzog tentang pentingnya mereduksi ketegangan di kawasan, termasuk menjaga visi solusi dua negara terkait konflik dengan Palestina.

Hubungan Turki dan Israel membeku setelah peristiwa penyerangan kapal Mavi Marmara pada Mei 2010. Mavi Marmara adalah satu dari enam kapal yang bertolak dari Turki untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Sebanyak 10 warga sipil Turki tewas dalam aksi penyerangan Israel ke kapal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement