Kamis 09 Nov 2023 09:14 WIB
Sebulan Genosida Gaza

Umat Kristen Senasib Sepenanggungan dengan Muslim di Gaza

Umat Kristen membuktikan semangat solidaritas dengan muslim Gaza.

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, (20/10/ 2023).
Foto:

Pastor paroki Gabriel Romanelli telah tinggal di Betlehem sejak perang dimulai dan tetap berhubungan dengan jemaatnya, ia menyerukan agar pengeboman dihentikan dan koridor kemanusiaan harus dibuka.

"Tolong, beritahukan kepada mereka bahwa paroki ini ... dipenuhi oleh orang-orang biasa dan tetangga Muslim. Mereka adalah warga sipil yang tidak membahayakan siapa pun," katanya.

Di bawah pengeboman Israel baru-baru ini, umat Kristen dan Muslim sama-sama mencari perlindungan di Gereja Santo Porphyrius. Setelah pemboman Gereja Santo Porphyrius, mereka semua pindah ke Gereja Keluarga Kudus yang terletak 400 meter dari sana. "Sekitar 560 orang kini berlindung di sana," kata Nisreen Anton, manajer proyek umum gereja tersebut.

Seperti kebanyakan warga Palestina di Gaza, Anton bertekad untuk tetap tinggal. Meringkuk di dalam gereja bersama tiga putrinya, yang berusia delapan, sembilan dan 12 tahun. Ia mengatakan bahwa situasinya semakin memburuk setiap hari.

"Orang-orang Kristen menderita seperti warga Gaza lainnya," katanya. "Ini adalah tanah kami dan kami tidak akan pergi. Dapatkah Anda bayangkan jika seseorang menelepon Anda dan memaksa Anda dan keluarga Anda untuk pergi ke tempat lain?" "Kami akan tetap tinggal."

Baca juga : Ini Hubungan Nestle dengan Israel yang Membuatnya Diboikot

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement