Jumat 10 Nov 2023 07:45 WIB

Nasib Warga Paspor Ganda yang Terjebak di Perbatasan Rafah

Penyeberangan Rafah adalah satu-satunya pintu keluar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Penyeberangan Rafah adalah satu-satunya pintu keluar bagi warga Palestina dan warga negara asing.
Foto:

Mereka yang berhasil melintasi perbatasan memiliki emosi yang campur aduk. Mohammed Dahman yang memegang paspor Mesir dan akhirnya bisa berangkat melalui penyeberangan Rafah minggu lalu bersama istri dan dua anaknya yang sedang hamil.

“Saya meninggalkan rumah saya di lingkungan Rimal di Kota Gaza yang menyimpan semua kenangan saya bersama keluarga dan di bawah pengeboman, saya melarikan diri ke Khan Younis untuk tinggal bersama teman-teman saya. Gagasan untuk menjadi pengungsi sulit diterima, karena saya tidak ingin meninggalkan kota yang saya cintai," ujar Dahman.

Dahman memutuskan untuk ikut evakuasi karena tidak sanggup melihat penderitaan anak-anaknya yang masih kecil. “Ketika Anda sebagai seorang ayah tidak bisa memberikan kenyamanan dan keamanan kepada anak-anak Anda, Anda harus mengambil keputusan sulit untuk pergi. Anak-anak saya tidak berhenti gemetar dalam pelukan saya ketika saya menggendong mereka di malam hari," ujarnya.

Dahman dan keluarganya melakukan perjalanan ke penyeberangan Rafah setiap hari selama seminggu. Mereka menunggu berjam-jam sebelum kembali ke Khan Younis.  Bepergian ke Rafah juga merupakan sebuah bahaya. Dahman mengalami kesulitan menemukan sopir yang siap mengantar keluarganya ke Rafah setiap harinya. Akhirnya, keluarga Dahman bisa menyeberang ke Mesir, tempat mereka kini tinggal di Kairo.

“Bukan hal yang mudah untuk berada di tempat yang aman dan terus-menerus mengkhawatirkan orang-orang yang Anda tinggalkan akibat pengeboman. Saya berharap kami dapat segera kembali ke Gaza dan agar semua orang yang saya kenal di sana dapat bertahan hidup," kata Dahman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement