Senin 11 Dec 2023 16:35 WIB

Australia Berencana Kurangi Separuh Jumlah Migran

Jumlah imigran di Australia diperkirakan mencapai rekor 510 ribu pada 2022-2023.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Imigran di Australia (ilustrasi).
Foto: ABC
Imigran di Australia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia mengatakan pada Senin (11/12/2023), akan memperketat aturan visa bagi pelajar internasional dan pekerja berketerampilan rendah. Tindakan ini dapat mengurangi separuh jumlah migran selama dua tahun ke depan.

“Strategi kami akan mengembalikan jumlah migrasi menjadi normal,” kata Menteri Dalam Negeri Australia Clare O'Neil.

Baca Juga

Berdasarkan kebijakan baru ini, pelajar internasional perlu mendapatkan nilai yang lebih tinggi dalam tes bahasa Inggris. Mereka juga akan menghadapi pengawasan yang lebih ketat terhadap permohonan visa pelajar yang kedua agar dapat memperpanjang masa tinggal.

"Tapi ini bukan hanya soal angka. Ini bukan hanya soal momen dan pengalaman migrasi yang dialami negara kita saat ini. Ini soal masa depan Australia," ujar O'Neil.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pada akhir pekan, jumlah migrasi Australia perlu dikembalikan ke tingkat yang berkelanjutan. Kondisi itu dinilai diperlukan ketika sistem migrasi negara tersebut dinilai sudah rusak.

O'Neil mengatakan, target reformasi yang dicanangkan pemerintah telah memberikan tekanan terhadap migrasi ke luar negeri dan selanjutnya akan berkontribusi terhadap penurunan jumlah migran. Keputusan tersebut diambil setelah jumlah imigran diperkirakan mencapai puncaknya pada rekor 510 ribu pada 2022-2023.

Data resmi pemerintah menunjukkan, jumlah tersebut diperkirakan akan turun menjadi sekitar seperempat juta pada 2024-2025 dan 2025-226, kira-kira sejalan dengan tingkat sebelum Covid-19. O'Neil mengatakan peningkatan migrasi ke luar negeri pada 2022-2023 sebagian besar didorong oleh pelajar internasional.

Australia meningkatkan jumlah migrasi tahunannya pada tahun lalu untuk membantu dunia usaha merekrut staf guna mengisi kekurangan tenaga kerja setelah pandemi Covid-19 mengharuskan adanya pengaturan perbatasan yang ketat. Aturan itu melarang pelajar serta pekerja asing keluar rumah selama hampir dua tahun.

Tapi dengan masuknya pekerja asing dan pelajar secara tiba-tiba telah memperburuk tekanan pada pasar sewa yang sudah ketat. Kondisi itu meningkatkan jumlah tunawisma di negara tersebut.

Sudah lama bergantung pada imigrasi untuk memasok salah satu pasar tenaga kerja yang paling ketat di dunia, pemerintahan Partai Buruh Australia telah berupaya mempercepat masuknya pekerja berketerampilan tinggi. Pemerintah pun mencoba memperlancar jalan mereka menuju izin tinggal permanen.

Visa spesialis baru untuk pekerja berketerampilan tinggi akan dibuat dengan waktu pemrosesan yang ditetapkan selama satu minggu. Upaya itu membantu dunia usaha merekrut migran terbaik di tengah persaingan ketat dengan negara maju lainnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement