Karena sulitnya mendapatkan air bersih di wilayah yang hancur oleh perang dan mengalami kelangkaan kebutuhan pokok termasuk, susu, obat-obatan dan pasokan higienis seperti popok.
"Normalnya saya akan mengganti popok bayi setiap dua jam sekali, tapi situasi sangat sulit dan saya harus berhemat," katanya.
Ia menambahkan para bayi yang baru lahir hanya mendapatkan popok naru setiap pagi dan sore. Suaminya Ammar al-Masry mengatakan ia sangat sedih tidak bisa menafkahi keluarganya.
"Saya merasa tak berdaya. Saya mengkhawatirkan anak-anak saya. Saya tidak tahu bagaimana melindungi mereka," kata Ammar yang dikelilingi enam anaknya.
Ia menambahkan ia menghabiskan sebagian besar waktunya di luar rumah untuk mencari makanan. “Tia (yang mengidap penyakit kuning) harus disusui dan istri saya perlu makanan bergizi yang mengandung protein. Anak-anak membutuhkan susu dan popok. Tapi saya tidak bisa mendapatkan semua itu,” katanya.