Sabtu 02 Mar 2024 11:52 WIB

Kamis Pilu di Barat Daya Gaza, 112 Orang Kehilangan Nyawa

''Kami tidak ingin bantuan yang disertai dengan rentetan peluru.''

Warga Palestinia yang terluka akibat serangan Israel saat menunggu bantuan dirawat di RS Shifa, Kamis (29/2/2024).
Foto:

Tank kemudian menyingkir’’Tidak ada serangan yang dilakukan IDF ke arah konvoi bantuan.’’ Ia mengeklaim IDF di sana untuk menjalankan operasi kemanusiaan, untuk mengamankan koridor kemanusiaan, dan mengirinkan konvoi bantuan mencapai titik tujuan. 

Meski demikian, para saksi mata bersikeras pada keyakinannya bahwa desak-desakan yang menambah jumlah kematian terjadi setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang sedang berusaha mendapatkan bantuan pangan. 

Departemen Luar Negeri AS menegaskan, sangat mendesak mendapatkan informasi atas insiden ini. Hal yang sama disampaikan Kementerian Luar Negeri Prancis. 

 

Apa Komentar Gedung Putih dan Faksi di Palestina? 

Merespons kejadian ini, Hamas mengeluarkan pernyataan yang menolak klaim Israel. Kementerian Kesehatan, jelas Hamas, memberikan bukti tak terbantahkan mengenai penembakan langsung mengarah ke warga Gaza. 

Termasuk penembakan di bagian kepala yang membuat korban mati seketika. Tak hanya itu, terdapat banyak testimoni dari saksi yang mengonfirmasi mereka menjadi target penembakan langsung padahal tak mengancam tentara pendudukan Israel. 

Menurut Presiden Palestina Mahmoud Abbas penembakan terhadap ratusan warga Gaza itu sebagai pembantaian mengerikan oleh Israel. Satu video di media sosial yang lokasinya bisa diverifiaksi Reuters, menunjukkan truk-truk memuat banyak jenazah dan korban terluka. 

Video lainnya, yang diakui Reuters tak bisa mereka verifikasi menunjukkan orang-orang dibalut kafan dengan darah masih terlihat dibawa oleh sebuah truk. Beberapa dokter terlihat merawat pasien terluka di lantai rumah sakit. 

‘’Kami tidak ingin bantuan seperti ini. Kami tidak ingin bantuan yang disertai dengan rentetan peluru. Banyak yang syahid,’’ kata seorang laki-laki di salah satu video tersebut. 

Secara terpisah Gedung Putih mengunkapkan, Presiden Joe Biden membahas kejadian tragis ini dengan pemimpin Mesir dan Qatar. Termasuk membahas pula mengenai pembebasan sandera dan gencatan senjata selama enam pekan. 

 

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement