Sabtu 16 Mar 2024 17:53 WIB

Brasil Lepaskan Jutaan Nyamuk Anti-DBD untuk Cegah Korban Jiwa

Faktor cuaca yang lebih panas dan basah memicu ledakan demam berdarah di Brasil.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia dewasa terlihat dari mikroskop untuk penelitian.
Foto:

Ada rencana untuk membangun laboratorium pembiakan nyamuk yang lebih besar di negara bagian lain. Cabral, seorang ahli biologi yang telah bekerja dengan WMP sejak dimulainya proyek yang berbasis di Brasil 10 tahun lalu, memimpin tim beranggotakan 17 orang yang bertanggung jawab menjaga koloni wolbitos tetap hidup dalam siklus reproduksi yang berkelanjutan.

Niterói, sebuah kota berpenduduk setengah juta jiwa di seberang Teluk Guanabara dari Rio de Janeiro, menjadi tuan rumah salah satu proyek percontohan awal pada 2015 dan kemudian menjadi kota pertama dengan cakupan penuh Wolbachia. Hal ini tampaknya telah membantu menurunkan angka demam berdarah bahkan ketika negara bagian Rio mengumumkan keadaan darurat resmi pada bulan lalu.

Hanya 689 kasus probable yang tercatat di Niterói pada 14 Maret 2024, dibandingkan dengan 61.779 kasus di negara bagian tetangga, Rio de Janeiro, di mana metode Wolbachia diujicobakan dalam skala yang lebih kecil dan di wilayah yang memiliki tantangan khusus, seperti favela yang dilanda kekerasan.

“Rio adalah kota dengan populasi 12 kali lipat tetapi kasus demam berdarah (hampir) 100 kali lebih banyak dibandingkan Niterói. Tidak ada keraguan bahwa penerapan strategi Wolbachia sangat menentukan hasil kami,” kata Walikota Niterói, Axel Grael.

 

Penelitian baru diperkirakan akan dipublikasikan pada akhir tahun ini, namun penelitian pada 2021 mengaitkan penyebaran nyamuk yang terinfeksi Wolbachia di Niterói dengan penurunan demam berdarah sebesar 69 persen, serta penurunan kejadian chikungunya dan Zika sebesar 56 persen dan 37 persen, dua penyakit lain yang ditularkan melalui Aedes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement