Sabtu 30 Mar 2024 12:27 WIB

Rusia: Badan Keamanan Ukraina Dinyatakan Sebagai Teroris

Rusia juga menuding AS, Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan.

Sejumlah orang meletakan bunga usai mengikuti upacara dan doa untuk mengenang korban tewas dalam insiden penembakan penonton konser di Kedutaan Besar Rusia, Jakarta, Jumat (29/3/2024). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan belasungkawa atas insiden penembakan massal yang terjadi di sebuah acara musik di gedung konser Crocus City Hall di Krasnogorsk, pinggiran barat Moskow beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah orang meletakan bunga usai mengikuti upacara dan doa untuk mengenang korban tewas dalam insiden penembakan penonton konser di Kedutaan Besar Rusia, Jakarta, Jumat (29/3/2024). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan belasungkawa atas insiden penembakan massal yang terjadi di sebuah acara musik di gedung konser Crocus City Hall di Krasnogorsk, pinggiran barat Moskow beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) Rusia Alexander Bortnikov mengatakan, Badan Keamanan Ukraina harus dinyatakan sebagai "organisasi teroris". "Kami perlu melakukan ini, tentu, ya. Saya percaya ini adalah dasarnya. Tidak hanya untuk membuat perhitungan, tetapi juga untuk membuat keputusan yang tepat," kata Bortnikov kepada wartawan di Moskow menyusul pertemuan dengan dewan Kantor Kejaksaan Agung Rusia, belum lama ini. 

Bortnikov mengatakan, pimpinan di badan khusus Ukraina itu, termasuk kepala intelijen pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov, adalah "sasaran sah" Rusia. Dia juga menuding Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan yang menewaskan 139 orang pada Jumat (22/3/2024) di Balai Kota Crocus di wilayah Moskow.

Baca Juga

Dia mengklaim, Kiev sedang mencoba untuk "membuktikan kemampuannya", oleh karena itu mereka menganggap perlu melakukan sabotase dan aksi terorisme, untuk melakukan hal tersebut, yang menurutnya merupakan tujuan dari kepemimpinan badan intelijen Ukraina dan Inggris. Bortnikov lebih lanjut mengklaim, Ukraina melakukan pelatihan terhadap para teroris di Timur Tengah.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa ancaman "aksi teroris" di Rusia terus berlanjut, dan mengakui bahwa AS memang memberikan informasi umum kepada Rusia tentang kemungkinan serangan teroris di negara tersebut. Kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengatakan bahwa lembaga-lembaga penegak hukum Rusia memiliki bukti keterlibatan Ukraina dalam serangan di gedung konser di Balai Kota Crocus.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, penembakan tersebut dilakukan oleh kelompok radikal, tetapi pertanyaan lebih spesifik dan profesional seperti tentang siapa yang memerintahkan penembakan itu masih harus dijawab.

sumber : Antara, Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement