Ahad 14 Apr 2024 00:17 WIB

Iran Ancang-Ancang Serang Israel, Negara-Negara Arab Ikut 'Panik' dan Ingatkan AS

Negara Arab menolak wilayahnya digunakan sebagai lokasi operasi militer AS ke Iran.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi.
Foto:

AS saat ini sedikitnya memiliki 40 ribu pasukan di Timur Tengah. Meyoritas di antara ditempatkan di kawasan Teluk, khususnya di titik-titik pangkalan strategis laut dan udara.

Pangkalan udara di Arab Saudi contohnya, menjadi pangkalan ekspedisi udara ke-378 AS yang mengoperasikan jet tempur F-16 dan F-35. Di Pangkalan udara Al Dhafra di UEA, AS mengoperasikan drone MQ-9 Reaper dan beberapa jenis jet tempur. Begitu juga di Kuwait, di mana pangkalan edisi 386 AS berada.

Pangkalan udara Al Udeid di Qatar selain menjadi markas Pusat Komando AS, juga menjadi tempat berkantornya beberapa pejabat militer Israel. Bahrain pun kini menjadi tempat sekitar 9.000 tentara AS bermarkas di bawah Pusat Kendali Angkatan Laut AS. Adapun, Oman memperbolehkan militer AS melintas di atas udaranya dan menggunakan pangkalan laut untuk operasi.

Kawasan Timur Tengah dalam tingkat kewaspadaan tinggi sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2024. Setelah enam bulan respons Israel ke Gaza, ketegangan semakin meningkat dan Timur Tengah dalam ancaman peperangan yang kian meluas menyusul pengeboman udara oleh Israel ke kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu yang ikut menewaskan kepada IRGC di Suriah dan Lebanon, Jenderal Mohammad Reza Zahedi.

Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei sebelumnya telah bersumpah akan membalas serangan ke konsulat Iran di Suriah. Pada Rabu (10/4/2024) bertepatan dengan perayaan Idulfitri, Khamenei dalam pidatonya menegaskan bahwa Israel, "Harus dihukum."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement