Kamis 23 May 2024 19:04 WIB

Kesaksian Penumpang Saat Penerbangan SQ321 Alami Turbulensi Ekstrem

Penumpang yang tidak memakai sabuk pengaman terbentur ke langit-langit dan jatuh.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Members of a rescue team discuss after a London-Singapore flight was diverted to Bangkok due to severe turbulence, in Bangkok, Thailand, Tuesday, May 21, 2024. The plane apparently plummeted for a number of minutes before it was diverted to Bangkok, where emergency crews rushed to help injured passengers amid stormy weather, Singapore Airlines said Tuesday.
Foto:

Guncangan hebat juga menyebabkan kepanikan pada banyak penumpang. Sebagian penumpang terdengar menangis histeris, dan sebagian lainnya terdengar berteriak karena menahan sakit. Di saat yang sama, beberapa penumpang tampak terlempar dan terjungkir di lorong kabin.

Ketika guncangan mulai mereda, orang-orang baru menyadari bahwa seorang penumpang bernama Geoff Kitchen mengalami dampak paling berat. Pria berusia 73 tahun asal Inggris tersebut mengalami henti jantung.

Penumpang yang duduk di depan Kitchen, Andrew Davies, sempat membantu memindahkan tubuh Kitchen dan membaringkannya di lorong kabin. Dia lalu memberikan bantuan resusitasi jantung paru (RJP) atau CPR kepada Kitchen selama setidaknya 20 menit untuk menyelamatkan nyawa pria tersebut.

Ketika pesawat mencapai kawasan udara Thailand, pilot memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi. Di saat yang sama, pilot juga meminta penumpang dengan latar belakang medis untuk membantu penumpang-penumpang lain yang cedera.

Menurut Amir, sekitar 45 menit setelah turbulensi terjadi, pesawat akhirnya mendarat pada jam 15.45 waktu setempat. Saat pesawat mendarat, sejumlah ambulans terlihat sudah stand by untuk membantu penumpang yang cedera.

Para penumpang di dalam pesawat juga menunggu dengan sabar ketika sejumlah perawat hingga dokter masuk ke dalam kabin untuk memeriksa dan membantu penumpang yang mengalami cedera serius terlebih dahulu. Total penumpang yang mengalami cedera akibat turbulensi ini adalah 83 orang, dan sebanyak 20 orang di antaranya harus mendapatkan perawatan di ICU.

Pasangan suami istri, Drew dan Vicki Kessler, merupakan dua di antara 83 penumpang yang mengalami cedera. Vicki diketahui mengalami patah pada tulang punggungnya, sedangkan Drew mengalami patah pada tulang leher.

Penumpang yang tidak mengalami cedera lalu dijemput dengan bis dan diantar ke area tunggu di bandara. Mereka sempat merasa terkejut ketika mengetahui bahwa ada seorang penumpang yang tewas akibat turbulensi tersebut. Penumpang tersebut adalah Kitchen.

 

Atas kejadian ini, pihak Singapore Airlines telah menyampaikan permintaan maaf kepada para penumpang. Mereka juga membantu para penumpang untuk memahami situasi mencekam yang baru saja mereka alami di pesawat. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement