Rabu 12 Feb 2014 21:22 WIB

Serangan Gerilyawan Tewaskan Relawan Anti-Taliban

Seorang polisi berjaga-jaga di luar gedung Khyber Pakhtunkhwa House di Islamabad, tempat perundingan damai antara pemerintah Pakistan dan negosiator Taliban.
Foto: Reuters/Mian Khursheed
Seorang polisi berjaga-jaga di luar gedung Khyber Pakhtunkhwa House di Islamabad, tempat perundingan damai antara pemerintah Pakistan dan negosiator Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR – Sekitar 20 gerilyawan menyerbu sebuah rumah aktivis anti-Taliban dan menembak mati sembilan orang di dalamnya, pada Rabu (12/2) pagi.

Serangan ini terjadi saat para perunding pemerintah Pakistan dan Taliban bertemu pada putaran kedua pembicaraan perdamaian. Perundingan damai ini digelar di Khyber Pakhtunkhwa House, Islamabad.

Serangan gerilawayan itu terjadi di daerah Mashukhel, Peshawar, dekat perbatasan Pakistan-Afghanistan. Di kawasan ini kelompok Taliban dan kubu Islam lainnya aktif melakukan serangan.

Gerilyawan Taliban dan kelompok Islam lainnya menargetkan penduduk setempat yang mendukung pasukan keamanan Pakistan.

"Setidaknya sembilan orang ditembak mati oleh gerilyawan yang menyerbu ke rumah itu sekitar pukul 04.30 waktu setempat. Mereka menggunakan senjata otomatis dan granat tangan," kata pejabat senior kepolisian, Fazal-e- Wahid, kepada AFP.

Serangan itu terjadi sehari setelah 13 orang tewas akibat serangan granat di bioskop Peshawar yang menampilkan pornografi, beberapa hari sebelumnya. Awal bulan ini, bioskop lainnya di kota itu juga terkena serangan granat, yang menewaskan empat orang dan melukai 31 lainnya.

Wahid mengatakan, kelompok gerilyawan yang terlibat dalam serangan pada Rabu pagi itu memisahkan laki-laki dewasa dari keluarganya. Mereka kemudian mengobral tembakan dan melarikan diri.

Najib-ur-Rehman, pejabat kepolisian senior lainnya, mengkonfirmasi insiden itu dan mengatakan para penyerang datang dari Khyber. Para penyerang ini, kata Najib, juga menargetkan keluarga orang-orang yang jadi bagian dari komite perdamaian lokal.

Khyber dilintasi jalur suplai NATO ke Afghanistan. Kawasan ini digunakan oleh pasukan pimpinan AS untuk mengevakuasi peralatan militer. Sebab, mereka akan menarik diri pada akhir tahun ini.

Selama bertahun-tahun tentara Pakistan berjuang melawan kelompok perlawanan di kawasan tersebut. Sementara Washington menganggap tempat persembunyian utama Taliban dan Alqaidah itu sebagai pusat perencanaan serangan terhadap pasukan Barat di Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement