REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menteri Sumber Daya Manusia Australia Stuart Robert mengundurkan diri dari kabinet setelah adanya penyelidikan internal mengenai kunjungannya yang kontroversial ke Cina pada 2014.
Menurut laporan yang diterima ABC, pengunduran diri tersebut semakin memperumit pergantian kabinet yang akan dilakukan Perdana Menteri Malcolm Turnbull yang diperkirakan akan terjadi di akhir pekan. PM Turnbull akan melakukan perombakan kabinet karena sebelumnya Menteri Perdagangan Andrew Robb sudah menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu mendatang.
Wakil Perdana Menteri sebelumnya Warren Truss juga menyatakan hal yang sama, dan posisinya sebagai Ketua Partai Nasional sudah digantikan oleh Barnaby Joyce. Berkenaan dengan Stuart Robert, partai oposisi Partai Buruh sudah menyerukan agar Robert mengundurkan diri atau dipecat.
Robert berkunjung ke Cina di 2014 dimana dia menghadiri upacara penandatanganan perjanjian di bidang mineral antara perusahaan Australia Nimrod Resources dan sebuah perusahaan Cina. Pihak oposisi mengatakan perjalanan itu tidak pantas dilakukan karena Presiden Komisaris Nimrod Paul Marks adalah donor besar bagi Partai Liberal.
Robert juga bertemu dengan pejabat Cina dalam kunjungan tersebut.
PM Turnbull kemudian meminta diadakan penyelidikan internal beberapa hari lalu dan meminta Sekretaris Departeman Perdana Menteri dan Kabinet, Martin Parkinson untuk mempertimbangkan tindakan yang dilakukan Robert.
Robert sebelumnya mengatakan dia melakukan perjalanan ke Cina dalam kapasitas pribadi dan bukan menjadi wakil pemerintah. Dia mengatakan yakin dia tidak bertindak di luar kewajaran. Menurut keterangan yang diperoleh ABC, Robert juga disebutkan mnggunakan kantornya untuk kegiatan pengumpulan dana.
Pada Kamis, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) mengatakan pejabat Cina percaya ketika mengadakan pertemuan dengan Robert, menteri itu bertindak dalam kapasitas resmi ketika dia berkunjung ke Beijing.
Baca juga: Pertarungan Langka Dua Ubur-Ubur Terlihat di Perairan Queensland
Ikuti Whatsapp Channel Republika
