Selasa 27 Jun 2017 19:31 WIB

Dephan Australia Tinggalkan Pusat Data yang Dibeli Cina

Departemen Pertahanan Australia akhiri hubungan dengan perusahaan data di Sydney setelah sahamnya dibeli Cina.
Foto: ABC
Departemen Pertahanan Australia akhiri hubungan dengan perusahaan data di Sydney setelah sahamnya dibeli Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Departemen Pertahanan Australia akan mengakhiri hubungannya dengan sebuah perusahaan data di Sydney pada 2020 dan memindahkan file-file rahasia kembali ke hub milik pemerintah. Hal itu dilakukan setelah sebuah konsorsium Cina membeli setengah dari induk perusahaan tersebut.

Dephan akan menghabiskan 200 juta dolar AS dana untuk keperluan pemindahan data, terlepas dari adanya jaminan dari Global Switch bahwa file-file Dephan akan aman. Global Switch memiliki dua pusat data berkeamanan tinggi di daerah Ultimo di Sydney. Perusahaan ini menyimpan informasi rahasia pemerintah, termasuk file Dephan dan intelijen yang sensitif.

Pusat data pusat tersebut memiliki kapasitas penyimpanan yang sangat besar, sejumlah sumber energi, koneksi internet dengan bandwidth tinggi dan gateway terakreditasi dari Direktorat Sinyal Australia yang memungkinkan akses aman oleh lembaga publik.

Kepemilikan Global Switch berubah pada Desember lalu ketika perusahaan induk yang berbasis di London, Aldersgate Investments, menerima empat miliar dolar AS dana tunai untuk 49 persen saham dari konsorsium China Elegant Jubilee.

Para investor dikumpulkan oleh Li Qiang, yang memiliki saham di salah satu perusahaan data center terkemuka di Cina, Daily Tech. Investor utama adalah Jiangsu Sha Steel Group, yang digambarkan sebagai perusahaan baja swasta terbesar di Cina.

Mantan menteri pertahanan Inggris, Sir Malcolm Rifkind, berada di antara para politikus senior dan para ahli di Inggris yang mengangkat masalah keamanan saat kesepakatan itu digodok. ABC mendapatkan informasi perubahan kepemilikan tersebut memicu penyelidikan oleh Foreign Investment Review Board.

Pemerintah kemudian memberlakukan syarat baru yang lebih ketat pada perusahaan tersebut, termasuk memastikan bahwa cabangnya di Australia akan tetap dimiliki dan dioperasikan 100 persen oleh Aldersgate Investments.

Menteri Perbendaharaan Negara Scott Morrison mengatakan pemerintah bertindak memastikan integritas proses investasi asing kita jika menyangkut pusat data itu. "Mereka mendapat pesan jelas dari pemerintah tentang bagaimana perasaan pemerintah mengenai [data center Sydney] dimasukkan ke dalam kesepakatan global tersebut," kata Morrison.

Namun sebagai isyarat Dephan kini mempertanyakan outsourcing data sensitif, ABC mendapatkan informasi semua data akan kembali ke tangan pemerintah setelah kontrak dengan Global Switch berakhir pada 2020. Rencana untuk hal itu sudah berlangsung dan bisa menghabiskan biaya hingga 200 juta dolar AS.

Morrison mengatakan Dephan telah membuat keputusan yang sangat tepat"untuk menghapus data dari perusahaan pada akhir dekade ini.

Tanggapan Global Switch

Direktur Eksekutif Australian Strategic Policy Institute, Peter Jennings, mengatakan pengelolaan data adalah bidang yang berubah dengan cepat. "Kita melihat bagaimana pemain-pemain canggih dapat menggunakan teknik siber untuk mencuri informasi. Jika Anda menggabungkannya dengan kepemilikan perusahaan yang memberi akses ke perangkat keras dan perangkat lunak, maka hal itu penuh kerentanan," kata Jennings.

Dalam sebuah pernyataan, direktur kelompok Global Switch Asia-Pacific, Damon Reid, mengatakan perusahaan tersebut tidak membahas pelanggan individual. Namun dia mengatakan perusahaan itu pada dasarnya adalah bisnis real estat teknis berkualitas tinggi.

"Kami tidak memberikan layanan TI kepada pelanggan dan juga tidak memiliki akses ke data pelanggan," kata Reid.

"Pelanggan kami menyewa ruang yang sesuai dengan ruang mereka sendiri yang aman dengan server mereka sendiri. Global Switch beroperasi di bawah tingkat keamanan tertinggi dan pemegang saham kami dibatasi dari akses fisik ke pusat data," katanya.

Lembaga-lembaga federal mulai mengkonsolidasikan data mereka di pusat-pusat data milik swasta di bawah pengaturan yang terjadi tujuh tahun lalu. Salah satu persyaratan agar pusat data memenuhi syarat adalah menunjukkan kredensial untuk menyimpan sistem klasifikasi keamanan nasional, dari klasifikasi Restricted ke Secret. File yang tergolong Top Secret tidak dipegang oleh pribadi.

Telco Huawei

Lima operator pusat data di tiga negara bagian dan teritori Australia pada awalnya disetujui dalam upaya yang dimaksudkan menghemat satu miliar dolar AS selama 15 tahun. Global Switch di Sydney masuk dalam daftar tersebut.

Perusahaan ini menandatangani perjanjian sewa 10 tahun dengan Dephan di tahun 2010, karena Dephan mencari tempat baru untuk data yang waktu itu disimpan di fasilitas lama di pinggiran Deakin, pinggiran Kota Canberra. Perusahaan yang berbasis di London ini didirikan tahun 1998 dan memiliki 10 pusat data di seluruh dunia.

Pada tahun 2004 sahamnya dibeli Aldersgate Investments, yang dikendalikan oleh perusahaan ekuitas swasta global Reuben Brothers. David dan Simon Reuben disebut-sebut sebagai orang terkaya di Inggris.

Pada bulan Mei, perusahaan itu mengumpulkan hampir dua miliar dolar AS melalui dua penawaran obligasi sebagai ekspansi pasar. Global Switch saat ini merencanakan delapan fasilitas baru, dua di antaranya di pasar baru: Hong Kong dan Shanghai.

Pada bulan April, Global Switch juga mengumumkan kemitraan strategis dengan produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, multinasional Cina, Huawei. Pemerintah Australia pernah memblokir Huawei untuk melakukan tender kontrak Jaringan Broadband Nasional (NBN) pada tahun 2012 karena percaya bahwa perusahaan telekomunikasi ini adalah risiko keamanan.

Pemerintah menghabiskan sekitar satu miliar dolar setahun untuk membayar pusat data.

Diterbitkan Selasa 20 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/dephan-australia-putuskan-hubungan-perusahaan-data-yang-sahamny/8634074
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement