Rabu 17 Jan 2018 19:58 WIB

Mata Uang Digital Cryptocurrency Alami Penurunan Tajam

Rep: oleh Carrington Clarke/ Red:
abc news
abc news

Belakangan ini, cryptocurrency telah banyak dijual di tengah kekhawatiran baru akan munculnya tindakan keras dari Korea Selatan. 

Poin utama:

• Harga Bitcoin merosot lebih dari 20 persen pada tahap tertentu belakangan ini

• Cryptocurrency utama lainnya telah turun lebih dari 40 persen

• Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa Korea Selatan akan melarang perdagangan cryptocurrency

Bitcoin telah mengalami penurunan harga lebih dari 20 persen, menjadi di bawah 11 ribu dolar  AS (atau setara Rp 100 juta), setelah Menteri Keuangan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah wawancara radio bahwa larangan terhadap perdagangan cryptocurrency merupakan opsi langsung.

Penurunan itu terjadi aksi jual pekan lalu ketika gagasan aturan untuk melarang perdagangan cryptocurrency pertama kali diangkat oleh menteri tersebut.

Ini adalah aksi jual terbesar bitcoin dalam setidaknya tiga tahun terakhir, yang mencapai puncaknya hampir 20 ribu dolar (atau setara Rp 200 juta) pada bulan Desember, namun bitcoin tidak menderita separah cryptocurrency rivalnya.

Peringkat dua di kapitalisasi pasar, yakni Ethereal, turun lebih dari 25 persen sementara Ripple, peringkat tiga, turun lebih dari 40 persen.

Secara total, sekarang ada lebih dari 1.400 cryptcurrency yang diperdagangkan di tempat yang semakin ramai.

Dampak potensial dari larangan di Korea Selatan ini diperkirakan akan besar. Negara itu adalah salah satu pasar terbesar untuk perdagangan cryptocurrency, dengan para mahasiswa dan ibu rumah tangga terlibat di dalamnya, memicu ketakutan bahwa hal itu telah menjadi semacam kecanduan judi.

Korea Selatan juga mengikuti langkah Cina untuk menekan perdagangan mata uang digital.

Kepala penelitian IG, Chris Weston, mengatakan bahwa lonjakan pada bitcoin dan cryptocurrency di tahun 2017 sebagian besar didorong oleh FOMO (rasa takut kehilangan).

"Mereka melihat orang lain benar-benar kaya dan mereka menginginkan hal itu juga dan saya pikir pada akhirnya itulah yang membuat di mana kita berada saat ini," sebutnya.

"Anda bahkan pernah mendengar pembicaraan tentang orang-orang di wilayah tertentu di Asia yang benar-benar mengkredit ulang rumah mereka untuk mendapatkan dana tambahan demi membeli lebih banyak bitcoin."

Meski demikian, Weston mengatakan, perilaku terburu-buru untuk membeli berbanding lurus dengan rasa panik untuk menjualnya di saat harga cryptocurrency turun drastis.

"Kondisi itu jelas terjadi dengan bitcoin.”

"Kami melihat semua orang bergegas ke titik keluar pada satu waktu."

Tapi tidak semua orang bergegas menuju pintu keluar.

Dalam waktu hanya 10 menit, lima investor memasukkan beberapa ribu dolar ke ATM bitcoin di pusat kota Sydney untuk membeli lebih banyak cryptocurrency dalam kondisi yang mereka lihat sebagai harga diskon.

Tapi para ahli tidak yakin tentang masa depan sejumlah cryptocurrency yang utama.

Weston mengatakan tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana ini akan berjalan dalam jangka panjang.

"Apa yang kami lihat adalah bagian dari evolusi bitcoin," ujarnya.

"Kami telah melihat keterlibatan massa. Kami telah melihat tahap hysteria. Kami telah melihat tahap tren, dan sekarang mata uang digital ini masuk ke radar regulator sebagai bagian dari gambaran yang lebih besar."

Cryptocurrency diprediksi berakhir

Penurunan dalam harga muncul setelah seseorang yang disebut sebagai investor paling optimistis di dunia, yakni Warren Buffet, berujar "Saya bisa mengatakan dengan hampir pasti bahwa cryptocurrency akan berakhir buruk".

Pernyataan itu juga sesuai dengan sebuah laporan baru di Journal of Monetary Economics, yang menunjukkan bahwa harga awal bitcoin yang tinggi, yang pada awalnya mendorongnya hingga lebih dari 1.000 dolar AS (atau setara Rp 10 juta) di tahun 2013 lalu, dimanipulasi oleh salah satu dari dua aktor.

Perputaran harga yang besar seperti ini juga menimbulkan banyak pertanyaan tentang kegunaan cryptocurrency sebagai alat tukar. Sulit untuk menyepakati harga jika mata uang digital ini bergerak sangat cepat.

Australia berusaha mengikuti Jepang dalam mengatur cryptocurrency.

Perundang-undangan lolos di Parlemen Australia, sebuah aturan yang akan memaksa pertukaran cryptocurrency untuk mengungkap rincian investor dan transaksi.

Badan pemberantasan kejahatan keuangan Australia AUSTRAC akan bertugas mengawasi perdagangan untuk menghentikan cryptocurrency digunakan sebagai sarana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement