Jumat 04 Nov 2011 20:08 WIB

Cina Rayu Iran Agar tak Perang Lawan Israel-AS

Nuklir Iran
Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING- China mendesak Iran, Jumat, untuk bersikap luwes menyangkut program nuklirnya yang kontroversial. Cina juga memperingatkan Iran bahwa penggunaan kekuatan militer untuk menyelesaikan masalah itu adalah pilihan terakhir yang dibutuhkan Timur Tengah saat ini.

Amerika Srikat, Inggris dn Prancis meningkatkan tekanan pada Iran menjelang dikeluarkan satu laporan PBB pekan depan yang mungkin memberikan rincian baru tentang sisi militer program nuklir Iran.

Washington dan sekutu-sekutu Eropanya menduga Iran sedang mengembangkan kemampuan untuk memproduksi senjata-senjata atom dengan kedok program energi nuklir sipil. Iran membantah akan membuat senjata-senjata nulir dan menegaskan program nuklinya adalah untuk meningkatkan tenaga listrik.

Rusia dan China mendesak ketua badan pengawas nuklir PBB memberikan waktu kepada Iran untuk mempelajari dan menanggapi tuduhan-tuduhan itu sebelum ia mengeluarkan laporan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengemukakan bahwa China tidak mengizinkan satu negara Timur Tengahpun mengembangkan senjata-senjata nuklir. "Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) harus menerapkan satu sikap yang tidak memihak dan obyektif dan mengusahakan kerja sama positif dengan Iran untuk menjernihkan masalah-masalah tertentu," kata Hong.

"Iran juga harus menunjukkan keluwesan dan ketulusan dan menjalin kerja sama yang sugguh-sungguh dengan IAEA," lanjut dia.

AS dan Israel berulang-ulang mengisyarataan kemungkinan menggunakan kekuatan militer terhadap lokasi-lokasi nuklir Iran, yang menimbulkan ancamam pembalasan yang hebat dari Republik Islam itu. Hong mengatakan itu merupakan gagasan sangat buruk.

Rusia dan China mendukung empat babak sanksi PBB terhadap Iran sejak tahun 2006 karena penolakannya untuk menghentikan aktivitas nuklir sensitifnya yang dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer.

Tetapi Rusia dan Cina juga mengecam AS dan Uni Eropa tahun lalu karena tindakan sepihak tehadap Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement