Jumat 02 Dec 2011 08:00 WIB

Hizbullah: AS akan Telan Kehancuran di Suriah

Milisi Hizbullah di Lebanon.
Foto: yalibnan.com
Milisi Hizbullah di Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Wakil Ketua Dewan Pelaksana Hizbullah Lebanon mengkonfirmasikan usaha keras Amerika Serikat untuk menutupi kegagalannya di Irak. Namun beberapa hari ke depan, kegagalan dan kekalahan Amerika akan meningkat beberapa kali lipat di Irak dan Suriah.

Laporan Rasa News menyebutkan Hujjatul Islam Nabil Qawuq, Wakil Ketua Dewan Pelaksana Hizbullah Lebanon, Rabu lalu (30/11) mengatakan konstelasi politik baru dengan cepat akan berkuasa di Timur Tengah.

''Perimbangan baru ini tidak menguntungkan Amerika dan kaki tangannya. Bahkan, apa yang terjadi adalah perubahan signifikan yang berujung pada terbukanya topeng mereka di kawasan,'' ujar Nabil Qawuq saat acara peringatan hari-hari Muharram Imam Husein as di kawasan el-Shayah, Beirut. ''Guna menahan laju perubahan besar ini, mereka berusaha mempercepat sangsi ekonomi dan politik terhadap Suriah lewat organisai Liga Arab.''

Nabil Qawuq mengisyaratkan rezim-rezim boneka Amerika masih bisa sumringah di hari-hari terakhir pasukan Amerika di Irak dengan melakukan tekanan dan pemaksaan keputusan internasional terkait Suriah. Mereka melakukannya guna menutupi dampak kerugian besar dari penarikan mundur ini.

"Mereka akan berputus asa. Karena, faktor penentu dalam masalah Suriah ada di dalam teritorial negara ini dan bukannya berada di luar," jelas Nabil Qawuq.

Menurut Wakil Dewan Pelaksana Hizbullah Lebanon, pengambil keputusan asli dalam masalah Suriah adalah jutaan warga Suriah yang turun ke jalan-jalan mendukung negara dan pemerintahnya. Aksi rakyat ini menjadi bagian dari inti muqawama dan resistensi dalam menghadapi keputusan Liga Arab.

Nabil Qawuq menilai pengalaman Libya tidak akan terulang di Suriah. "Beberapa hari mendatang, kita akan menyaksikan Amerika bakal menderita kekalahan berlipat ganda di Irak dan Suriah yang berujung pada bertambahnya kekuatan Suriah. Sementara, sekutu pendukung Israel dalam Perang 33 Hari 2006 akan semakin melemah."

sumber : IRIB
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement