Kamis 18 Dec 2014 02:50 WIB

Sanksi AS Diklaim Picu Krisis Ekonomi Rusia

Rep: C83/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sperbank, lembaga keuangan terbesar Rusia, manjadi salah satu yang dikenai sanksi AS, sebagai tanggapan AS terhadap serangan Rusia ke Ukraina.
Foto: Reuters
Sperbank, lembaga keuangan terbesar Rusia, manjadi salah satu yang dikenai sanksi AS, sebagai tanggapan AS terhadap serangan Rusia ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Amerika Serikat mengklaim bahwa sanksi yang mereka terapkan terhadap Rusia memicu krisis ekonomi di negara tersebut. Gedung putih mengatakan Rusia menghadapi situasi ekonomi yang sangat serius yang mencerminkan konsekuensi dari tidak mengikuti seperangkat aturan internasional.

"Jika saya sebagai penasihat ekonomi ketua dewan Presiden Putin, saya akan sangat prihatin," ujar Jason Furman, yang memegang posisi di pemerintahan Obama seperti dilansir Press Tv, Rabu (17/12).

Amerika Serikat dan Eropa telah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap Rusia. Di antaranya terhadap sektor energi Rusia dan keuangan dan militer. Sanksi juga diberikan terhadap sejumlah warga Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Selasa bahwa Presiden Barack Obama akan menandatangani RUU memberlakukan sanksi tambahan terhadap Rusia.

Undang-undang sanksi baru juga memberikan kewenangan kepada Presiden AS untuk memberikan bantuan ke Ukraina, termasuk senjata anti-tank dan amunisi.

RUU ini akan disahkan oleh DPR dan Senat pada tahun depan. Dengan adanya Undang-undang ini maka sanksi terhadap Rusia akan lebih berat.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan Rusia akan bertahan dan menjadi negara yang kuat. "Kami telah berada dalam situasi yang jauh lebih buruk dalam sejarah kami dan setiap kali kita telah keluar dari memperbaiki kami jauh lebih kuat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement