Sabtu 20 Dec 2014 22:50 WIB

Warga Samar Hidup Sulit Usai Terjangan Hagupit

Rep: Lida Puspanigtyas/ Red: Yudha Manggala P Putra
People take shelter inside a evacuation centre after evacuating from their homes due to super-typhoon Hagupit in Surigao city, southern Philippines December 5, 2014.
Foto: Reuters/Stringer
People take shelter inside a evacuation centre after evacuating from their homes due to super-typhoon Hagupit in Surigao city, southern Philippines December 5, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID,\SAMAR -- Hidup jadi sulit bagi petani-petani seperti Nilo Dilao dan penduduk lainnya di pulau Samar, Filipina, Sabtu (20/12). Ancaman badai yang seringkali menerjang wilayah itu seringkali menyulitkan mereka.

Rumah, kapal, panen, pasokan makanan dan pekerjaan semuanya tergantung pada keramahan angin dari Samudra Pasifik. Masih hidup hingga saat ini pun masih dianggap beruntung oleh mereka.

''Hidup adalah perjuangan di sini,'' kata Dilao, pada AFP beberapa hari setelah topan Hagupit menghancurkan rumahnya. Topan menewaskan 20 orang dalam bulan ini. Ia mengatakan, warga harus mengais-ngais tanah berharap dapat menemukan sesuatu untuk di makan.

Topan Hagupit memang tak sedahsyat topan Haiyan yang menewaskan 7.350 orang tersendiri di pulau Samar. Pulau tersebut hanya setengah besarnya dari Belgia. Setiap tahun, 20 badai dari Samudra Pasifik 'mampir' memporak-porandakan sekitar.

Sekitar 1,8 juta penduduknya hidup di lahan sempit, pantai rendah sehingga mudah menemukan gelombang yang mirip tsunami di sana. Dilao dan keluarga selamat dari dua badai mengerikan kemarin.

Mereka mengungsi ke area lebih tinggi. Berlindung di bawah tenda terbuat dari bambu, Dilao menunggu. Petani lain, Benjie Baldenero juga mengalami hal yang tak jauh beda.

Ia kehilangan rumah ketika Haiyan. Ia kehilangan rumahnya lagi saat Hagupit kemarin. Baldenero sangat berharap bisa panen. Dananya akan ia gunakan untuk membangun gubuk kembali dan mengganti ladang yang kebanjiran.

''Kita tak bisa membayar utang tahun kemarin dan sekarang kita butuh banyak pinjaman,'' katanya.

Berdasarkan data pemerintah, enam dari 10 orang di Samar hidup dalam kemiskinan. Juru bicara militer Filipina, Kolonel Noel Detoyato mengatakan Samar adalah satu dari lima wilayah Filipina yang pemberontak militernya masih aktif. ''Mereka (kelompok New People) menarik pengikut yang miskin,'' kata dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement